Chapter 01 : Anomali dan Apocalypthic



     Utopia Chronicles 2026
Ch 1 : Anomali dan Apocalipthic


Sinopsis :

           tahun 2026 Dimana anomalia-anomalia jahat Bermunculan karna dampak dari perang nuklir di tahun 2020, Tidak hanya Anomalia saja yang muncul Apocalypthic juga ikut bermunculan.  Pada tahun 2025 umat manusia telah selesai membuat Stasiun diluar angkasa Yang bernama “Spatium”. Setasiun itu dibuat agar manusia bisa hidup dengan aman .Tentu saja hanya orang orang kayalah yang bias tinggal disana. Sedangkan orang-orang  Miskin hanya tinggal di Sarang besar yang  dibuat oleh pemerintah dan anomalia-anomalia berada diluara sarang.
            Anomalia atau Apocalypthic adalah binatang atau serangga yang berevolisi menjadi monster mengerikan yang siap membunuh umat manusia kapan saja.


            Awal tahun 2026 aku mempersiapkan diriku untuk paruh kerja disuatu perusahan, walaupun Perusahaannya tidak terlalu besar, tapi Gaji Disitu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hariku. Walaupun aku bekerja sering terlambat, tapi kali ini aku datang sangat pagi, karna Dompetku sudah over tipis. Oh ya aku belum memperkenalkan diriku, Namaku Julius Alzalius umurku 17 tahun sekarang aku berkuliah di “Flint”.  Aku Mengambil jurusan teknologi mesin.
            Aku juga memiliki seorang perempuan yang kusuka, aku tidak tau namanya tapi yang kudengar dia memilih jurusan Perakitan teknologi, tidak jauh beda denganku. Kali ini kita kesampingkan saja persoalan yang tadi, Sekarang aku malah memikirkan
bagaimana Anomalia atau Apocalipthic itu menembus Gerbang dan memasuki benteng? Tentu saja pemikiranku langsung menyelamatkan seorang yang kusuka, yah aku sangat yakin kalau dia tidak mengenalku dan itu mustahil bagiku tapi, menurutku itusangatlah  keren, seperti pahlawan yang tidak dikenal dan tiba-tiba dia jatuh cinta kepadaku.
Ahaha…aku memikirkannya terlalu berlebihan, kalian tau ini pertama kalinya pikiranku dikompress oleh dia, mungkin kata itu berlebihan untuk diucapkan dalam hati ahaha.
Sesampainya di tempat kerja aku mengganti pakaianku diruangan khusus karyawan. Saat sudah terpasang semua tinggal mengancing paling bawah baju, punggungku ditepuk tidak keras sih, tapi itu membuatku sepontan kaget. Lalu aku menghadap kebelakan kuliahat hanyalah wajah bodoh temanku yang bernama Kazuhiko kano, dia keturunan asli dari jepang, dan tinggal dia seorang diri dari keturunannya.
Aku sering memanggilnya kano, yah menurutku orangnya sedikit menyebalkan tapi dia selalu ceria dimanapun dan gampang bergaul, Sedangkan aku hanyalah orang biasa dengan sifat tidak terlalu menonjol.
“Ada apa?” Dengan wajah malas aku bertanya.
“bukan hal yang terlalu pentingsih, Cuma penasaran saja, tidak seperti biasanya kau datang pagi-pagi sekali?”
“Kau tau, kau terlalu berlebihan menurutku…aku datang pagi karna aku sudah kehabisan stok makananku dirumah, dan dompetku sekarang menipis, lagipula tinggal beberapa hari lagi kita akan gajian, dan menerutku kalau aku sering telat disaat hari menjelang gajian kemungkinan gajiku akan turun…Tapi setelah gajian mungkin aku akan menelatkan diri lagi…ahahah” Jawabku.
“dasar…pemikiranmu memang sangat pendek, dan sama sekali seperti sampah ahaha” Balas kano dengan ketawa kecil.
“sudahlah cepat kerja” kataku sambil berjalan cepat. “nanti kita tidak digaji oleh sibos sialan itu…!!”
“kau ini, kalau soal uang saja semangat sekali!! ahaha” kata kano.
“Itu memang sifatku, tapi kalau disuruh memilih antara cewek dengan uang pastinya aku memilih cewek” kataku sambil tersenyum menghadap kano.
“kukira kau homo angkut” kata kano.
“Jangan bodoh…Hanya belum mempunyai seorang pacar sampai sekarang kau menyimpulkan seperti itu? Ahahaha… rasanya kebalik deh siapa yang pemikirannya paling pendek hahaha” balasku dengan nada senang.
“sial, pada akhirnya aku yang kena” kata kano sambil memetikan jari.
“Oh ya, dimana Balen?” Kataku, sambil berhenti lalu membalikkan badan.
“oh Balen, Dia pergi kesuatu BAR untuk minum-minum.” Jawabnya.
“dasar…apa itu orang tidak ada kapoknya, padahal sebentar lagi gajian.” Kataku.
“ahahah…aku juga tidak tau polapikirnya bagaimana.”
“Sudahlah jangan pikirkan, kita kerja saja…Lihat sibos sialan itu datang.” Kataku sambil membawa barang-barang kekardus besar.
Seperti biasa aku bekerja dibagian memindahkan barang-barang kekardus besar, tapi tidak hanya itu saja, kadang memeriksa apakah barang-barang itu layak pakai atau tidak. Sedangkan kano bekerja dibagian manajeman keuangan.
            Andaikan saja cewek yang kusuka bekerja disini mungkin aku tidak akan menelatkan diri aku akan rajin bekerja disini. Walaupun tidak bekerja dibagin ini, aku akan menyapa selamat pagi atau hei aku pernah bertemu denganmu di Flint atau apalah.
            Aku dan kano sudah hampir 2 tahun bekerja disini. Aku juga mempunyai teman perempuan bekerja dibidang ini, dia atasanku. Seringkali aku dimarahi olehnya karna kebiasaan aku sering bersantai ditempat kerja.
            Aku memanggilnya Angela, kesannya seperti berlebihan tapi bagaimana lagi dia bernama Angela. Tapi sekarang aku bersyukur dia tidak ada  di tempat kerja.
            Oh ya kano malah berfikir gila kalau dia sangat suka padanya, waktu itu aku menanyakan kepada kano kalau dia suka pada apanya, dan kano menjawab tidak tau. Pertama kali aku bertemu dengan angela aku berfikir namanya saja sudah cantik seperti bidadari atau dewi, pada kenyataannya dia mirip seperti Meduza dalam cerita mythology ahaha.
            Teman-teman kerjaku juga banyak sih, tapi yang paling dekat hanyalah mereka berdua saja.
…….
…….
……..
……..
Tttennggg~ ttteengg~
“Akhirnya” kataku. “jam istirahat datang juga”

Saat aku sedang merapihkan pakaianku tiba tiba saja pundakku ditepuk, saat aku membalikan badan dan ternyata adalah Angel.
Kukira dia tidak masuk hari ini, sial pasti jam kerja kedua aku bisa dimarahi abis abisan.
“Yo Julius…”
“Y-Yo…tidak biasanya kau menyapaku, ada apa?”
“Tidak, terasa aneh ya?” tanyanya.
“sedikit, jadi ada apa?” tanyaku sembari merapihkan baju.
“mau makan bareng dikantin?”
“ya boleh…” jawabku.
“kau tidak kuliah hari ini?” tanyanya sambil berjalan santai kekanti bersamaku.
“kayaknya tidak deh, aku lagi tidak mau bertemu dengan dosen yang seperti itu!”
“Bosan?”
“Ya, bias dibilang seperti itu”
Ada apa dengan cewek yang satu ini, tidak biasanya dia mengajak ngobrol seperti ini. Aku jadi sedikit penasaran.
“jadi seperti apa dosen mu?” tanyanya.
“Hmm…sulit dijelaskan sih, ngomong-ngomong jam kerja pertama kau kemana?”
“hhmmm sulit di jelaskan. Hahaha”
Apa-apaan sih perempuan ini.
“ahahaha…” aku bingung harus jawab apa.
            Sesampainya dikantin aku dan angela mencari tempat duduk, setelah dapat tempat duduk kami memesan makanan. Selagi kami menunggu makanan datang aku dan angel bercakap-cakap.
            Aku juga baru tau angel pintar berbicara, sedangkan aku hanya menjawab dengan simpel. Jangan salah paham ya, menjadi orang simpel itu susah, dan aku heran- aku bisa menjadi orang simpel dengan mudah,, karna itu aku menyukai diriku…Hahahaha.
“oh ya, saat aku tidak ada kau bekerja dengan benerkan?” tanyanya dengan ekspresi seperti seorang pembunuh bayaran. Dan sekarang malah seperti pembunuh itu dibayar hanya untuk mengawasiku. Seraamm.
            apa dia bodoh atau aku yang mempunyai perasaan menakutkan seperti ini?, tentu saja aku bisa berbohong toh dia tidak ada ditepat kerja, tapi entah kenapa bohong itu percuma dengan adanya ekspresi seperti itu.
“Te-tentu saja…aku bekerja keras” jawabku.
Lagi pula gajian sebentar lagi, untuk apa aku malas. Ahahah…
“oh bagus kalau begitu”
“Maaf sudah membuat kalian menunggu, Ini pesanan kalian” tiba tiba saja seorang pelayan dari kantin memberikan pesanan kami.
            Saat pelayan itu menaruh pesanan Angela, aku bertanya Tanya kepada diriku sendiri, kenapa cewek ini memesan makanan seperti ini, yang ada di mangkuk hanyalah sedikit nasi, sambal dengan sayuran. Tapi itu juga tidak habis.
Sedangkan aku hanya memesan secangkir kopi, aku mengingat dompetku sedang krisis di ujung tombak.
Setelah selesai makan dia memulai perbincangan lagi.
“dimana kano dan Balen?”
“kano mungkin masih giat bekerja…kalau Balen pergi keBAR dari tadi pagi…”
“bocah sialan itu tidak ada kapoknya…” katanya dengan senyum jahat, rasa ingin menyiksa orang. “hahahah…saat dia kembali akan aku pastikan aku yang menghajarnya”
Huuuwwaa…benar-benar ada apa dengan cewek satu ini…
“Bu-bukannya kau berlebihan, menurutku kau seperti ibu-ibu yang sedang mengajarkan anaknya ingin berbuat baik”
Ngomong apa aku…kalu begitu aku juga anak dari ibu ini. Seram…
“ahahah sudahlah…kau berlebihan…sudahlah kembali saja ketempat!”
“Ahh…iya, ahahah” ada apa dengan wajahku dengan senyum terpaksa, Menjijikan.
Inilah jam-jam eksekusiku oleh angel ditempat kerja. Aku akan pasrah dengan ini.
            Tentu saja tidaklah, akan aku pertahankan harga diriku selama jam eksekusi tersebut, dan itu harus.
Bbbzzzttt
Bbbzzzttt
Oh ada sms masuk, siapa dijam kerja ini? Orang luar?
[yo, Julius…hhmm … kau pergi kuliah?]
            Oh ternyata Calysta. Dia satu jurusan denganku, dia mempunyai wajah cantik menurut teman-temanku. Aku mengenal dia karna kami pernah satu kelas di SMA.
[Sepertinya tidak, kenapa?]
[boleh tidak aku main kerumahmu?, aku juga tidak kuliah]
[tapi aku sedang paruh kerja]
[kalau begitu setelah kau paruh kerja, kau telpon aku saja.]
[iya…tapi ada apa sih?]
[sudah, nanti kuberi tau]
[ok deh]
            Ada apa dengan cewek ini, tidak biasanya dia bermain kerumahku. Ah, biarkanlah tidak usah dipikirkan.
Ohh iya bel kerja belum terdengar ya? Sepertinya aku ingin bersantai sebentar.
Ahh akhirnya ada tempat kosong, rasanya ingin main psp lalu tidur disana.
“Huuuaawwaahh”.
Ngantuk sekali tidur aja deh.
BBBUUUKKK
“Uhuk”
Sebuah tinju mengarah keperutku dan sialnya pas dilambung. Ah sial, pasti angel.
“Hai Julius” sapanya dengan wajah senyum. Tanpa ada dosa sedikitpun.
Ada apa dengan cewek ini.
“Y-Yo…A-ada apa?” sapaku kembali.
“Kau boleh pulang, itu suruhan bos”
“Eh?!...kenapa? padahal masih jam 10 siang?”
  Ehh tunggu dulu kalau sudah jam 10berarti aku tertidur selama 1jam?. Tapi biasanya aku pulang paaruh kerja jam-11siang. Ada apa?
“Tidak tau, sudah cepaat, kau mau pulang apa tidak?”
“O-ok, aku ganti pakaian
            Setelah aku ganti pakaianku, aku pergi keluar tempat kerja lalu aku mengambil HP disaku celana langsung ke kutelepon Calysta.
Tttuutttt
Tttuuutt-
[Ya, kau sudah pulang paruh kerja?”
            Wah cepat sekali dia mengangkat panggilanku, apa dia memegang HP setiap saat demi ada panggilanku?, ahh tidak jangan kepedean.
[iya, aku sudah pulang, jadi bagaimana?]
[kau jemput aku distasiun saja, soalnya aku tidak tau alamat rumahmu]
[ok]
Tttuuuttt
Tttuuuuttt
            Setelah kufikir-fikir baru pertama kali aku berudua dirumah bersama seorang cewek, aku memang berteman sama dia dari SMA tapi belum pernah berduan dirumahku…
Ok tenang…
   Setelah sampai distasiun aku melihat-lihat sekitar mencari Callysta.
Tidak ada…sms aja deh…
[Kau ada dimana?]
Kupikir aku datang terlalu cepat…beli minum dulu deh…
Aaahh…itu dia, ada mesin penjual otomatis…
Setelah aku membuka kaleng minuman aku mencari tempat duduk lalu kuperiksa HP…
Tidak ada balasan? Kemana dia? Semoga saja tidak terjadi apa-apa.
“Heeiii Juliusss”
Aku kenal suara ini Callysta?? Dari jauh kelihatan bukan dia…
Oh memang benar dia…tapi kenapa dia memakai pakaian mewah??
“Yo, Julius”
“Y-yo” aku menyapanya kembali dengan pandangan sedikit terkejut.
“Ada yang salah?”
“Salah sih tidak, cuman…”
“Cuman?” Tanya Callysta dengan nada penasaran
“…hanya saja pakaianmu itu kenapa mewah sekali?, kau hanya main kerumahku saja kan?” jujur saja saat dia memakain pakaian ini dia sangat cantik, sampai-sampai aku dan orang disekitar terpaku melihat dia.
“Hhhmmm…memangnya tidak boleh?”
“I-iya boleh sih…Cum-”
“aahh sudahlah…ayo cepat kerumahmu!!” ajaknya sambil menarik lengan bajuku.
“Ta-tapi kau salah arah, arahnya kesana”kataku sambil menunjuk tangan kekanan.
“Eh…salah ya? Hahaha”
Ada apasih sama cewek ini…
            Dalam perjalanan, kami saling berbincang kesana kemari, jujur saja aku sedikit kaku kalau berbicara empat mata dengan cewek manapun, kadang aku juga hanya membalas dengan tertawa.
Sesampainya dirumahku  kuajak diamasuk.
“Ehh…”
Ehh kenapa? Aneh? Berantakan? Terus terang saja. Memang sih dirumah aku malas bersih-bersih.
“…rapih ya rumahmu”
Eehhhh…ada apa sama cewek ini, seberapa berantakannya rumahmu?
“Y-ya begitulah” jawabku.
Setelah Callysta duduk diruang tamu, aku menyiapkan sedikit cemilan dan teh.
“jadi ada apa kerumahku?” tanyaku.
“hhmmm…ngobrolin itu nanti saja deeh, lagipula masih banyak waktu buat seharian ini…gimana kalau kita bermain dulu, kau punya PS4 kan?”
“eeehh…a-aku punya sih tapi tidak apa-apani kau pulang sore?”
Aku mulai berpikir kalau dia main kerumahku hanya ingin memainkan PS4 saja. Tapi biarlah daripada nanti gajelas dirumah sendiri.
“tenang saja.”
“yaudah deh…aku siapkan dulu”
            Selagi aku menyiapkan PS4 aku mengingat kalau terakhir aku bermain game Galge, digame itu aku belum melanjutkannya, aku baru pertama kali memainkan game sejenis itu, dulu-dulu aku hanya bermain Call of Duty, Battlefield dan sejenisnya. Lagipula game ini dapat pinjaman dari Balen, belum aku kembalikan…hahahaha…nanti saja deh.
“Ok, sudah nih, silahkan kau pilih saja kaset gamenya diatas lemari itu”
“Eh, kau tidak ikutan main?”
“disitu hanya ada satu game multi, kau pilih saja salah satu, lagi pula aku sudah bosan. Nanti aku bantu kalau kau kebingungan.”
Lagipula game-gameku kebanyakan  dapat dimainkan satu player saja.
“kalau begitu aku pilih ini deh” sambil menunjukan gamnya kepadaku.
Hhuwwaa …langsung memilih game Horror
“tidak apa nih sama game Horror seperti ini?”
“semua game Horror sama saja.” Jawabnya dengan semangat.
Seberapa semangatnya dirimu memainkan game ini? Awas saja kalau dia sampai teriak ketakutan.
            Berjam-jam kami menyelesaikan Game satu ini, mungkin 2jam-tidak mungkin saja 3 jam. Bahkan aku yang hanya memberikannya petunjuk tidak sadar berapa lama kami main. Tapi aku kagum dia hanya beberapa kali kaget saja sedangkan aku hampir setiap kali setan muncul aku loncat dari tempat duduk.
            Permainan kami selesai setelah kami memainnkan Game Naruto. Itupun aku kahal 6:2. Entah seberapa hebat ini cewek.
            Jarum jam sudah menunjukan pukul 17:22. Tanpa sadar kami bermain game sangat lama.

“hei, lihat jam deh” kataku.
“aahhh…sudah jam segini??” kagetnya.
“Hei callysta, tidak apa-apa kalau pulang sore?”
“tidak apa-apa, menginap dirumahmu saja ya?”
Aku mohon jangan.
“Ta-tapi kenapa menginap?”
“Hahahaha…tidak usah tegang begitu kok, aku bercanda…hahaha” balasnya sambil meledekku.
Oh Syukurlah, tapi aku dibuat malu olehnya, mukaku sedikit memerah.
“Da-dasar... kau ini”kataku sedikit gugup “Ja-jadi kau ingin pulang sekarang?” tanyaku.
“hhhmmm…nanti malam aja deh, lagi pula aku belum memberi tahumu...” balasnya.
“Oh tentang yang ingin kau bicarakan itu ya” kataku. “tapi kau tidak takut pulang malam?” tanyaku kembali.
“takut dengan siapa?” tanyanya.
“itu lho, akhir-akhir ini kan banyak kasus pemerkosaan”
“kalau begitu sebagai gantinya, kau antarkan aku sampai disetasiun saja” usulnya. “kadang aku suka lupa jalan yang baru kukenal.”
“tidak apa nih sampai setasiun saja?” tanyaku kembali.
“iya.”
            Selagi aku merapihkan PS4, Callysta sibuk merapihkan cemilan dan teh yang kami minum tadi.
Setelah semua selesai dirapihkan kami duduk diruang tamu, kami saling berhadapan.
Yang tersisa dimeja hanyalah the yang kubuat lagi.
“Jadi, kau mau ngobrolin tentang apa?” tanyaku sembari membuka perbincangan.
“oh, Kau kan Gamer,  kau tau tentang AI?”
“Ya, tidak tau banyak juga sih” jawabku.
“Kalau begitu, menurutmu Apa tiu AI?”
“menurutku AI adalah Aktivitas program yang dianggap Intelligen oleh manusia, biasanya AI dapat ditemukan dalam Game-game manapun, seperti game yang kitamainkan tadi.” Jawabku. “tapi ada apa dengan AI?...ahh jangan-jangan kau membuat AI?” tanyaku dengan sangat penasaran.
“kalau membuat sih tidak, cuman…AI ini tiba-tiba masuk kedalam komputerku, pertama aku tidak tau apa itu AI, jadi aku mencar di internet.”
“oh begitu, tapi, AI yang masuk kedalam kumputermu itu berbentuk model?” Tanyaku.
“Iya.” Jawabnya.
“Beruntung sekali ya dirimu” pujaku.
“hahaha…tidak juga sih, Tapi berkat AI itu aku bisa membenarkan Monitor Scaneku”
Monitor Scane ?”tanyaku.
“Itu lho, Alat yang bisa men-Scane Kondisi fisik dan mental kita.” Jawabnya “kupikir Monitor Scane yang kugunakan sudah rusak, tapi ternyata hanya masalah ada Bug didalam softwarenya saja”
“Memangnya ada alat seperti itu?” tanyaku.
“Hei bung, ini tahun 2026 tau, alat seperti itu pasti aada. Ya lagipula wajar saja orang sepertimu tidak tau perkembangan teknologi, kaukan kurang Update…Hahahaha” Hinanya,
Entah kenapa diledeki seperti itu mukaku memerah, aku tau dia hanya bercanda, tapi…
“Ha-hahaha…” tawaku yang sedikit malu.
“Tapi kau tau, Monitor Scane tidak hanya men-Scane kondisi fisik dan mental saja, Monitor ini memberi tau kita apa-apa saja yang akan mengurangi tingkat stress.”
“aku jarang update tentang begituan sih..hahaha” tawa kecilku sembari menggaruk kepala belakang.
            Pembicaraan kami semakin lama, semakin jauh dari perbincangan awal dan aku juga semakin terbiasa ngobrol dengan cewek seperti dia. Hari semakin malam bahkan kami saking asiknya ngobrol kesana-kemari lupa waktu.
              Semakin malam, angin yang berhembus melewati jendela rumahku semakin terasa menyentuh tubuh kami, tapi rasanya angin ini enak sekali untuk dirasakan. Dan teh yang aku buat sudah habis.
            Kadang beberapa kali Calysta memeriksa HPnya, aku tau dia sedang SMS-an, tapi aku tidak tau dengan siapa. Mungkin pacar? Apa dia sudah punya?...hahaha tentu saja perempuan  secantik dia pasti sudah punya. Tapi biarlah bukan urusanku.
            Setelah beberapa menit dia membalas SMS, calysta membuka percakapan baru. Selagi dia membalas SMS-nya aku hanya bersandar ketempat duduk sambil merasakan angin masuk melewati jendela.
“Ah…sial, sudah jam segini?” kata calysta tiba-tiba terkejut setelah melihat jam diHPnya
Aku yang tadinya santai mendengarkan cerita dia, tiba-tiba saja badanku reflex melihat jam dindingku.
“Oh sial, sudah jam segini” kataku. “Kau mau tetap pulang?” tanyaku.
Jam sudah pukul 20:12 malam.
“Iya, maaf ya malah ng-repotin” katanya.
“santai aja.” Kataku sambil merapihkan gelas teh yang kami minum.

            Sesudah semuanya rapih aku meninggalkan rumah dan mengantar calysta sampai stasiun. Selama perjalanan kami juga tiada hentinya ngobrol kesana-kemari
 
Sesampainya distasiun kami menunggu kreta datang.
“Julius, kalau besok kau libur apa tidak?” Tanya calysta dengan pandangan tidak melihatku.
“Besok aku libur, kenapa?” tanyaku.
“tidak apa-apa” jawabnya, sekarang dia melihat wajahku.
“Oh.Besok kau pergi kuliah?” tanyaku. Sembari melihat kereta dari kejauhan yang hampir sampai distasiun.
“sepertinya tidak deh, aku besok ingin berbelanja bersama temanku” jawabnya dengan sedikit senyum.
            Berbelanja? Aku ingat tentang persedian makanan dikulkas sudah habis. Besok saja beli deh.
“oh yasudah deh” kataku.
“Bagaimana denganmu?” Tanya calysta.
“tidak, aku sedang malas” jawabku.
            Bunyi decitan Kereta bertanda sedang berhenti tepat distasiun yang kami tunggu, pintu kereta itu terbuka dan Calysta memasuki kereta. Sebelum dia memasuki kereta Calysta memberi ucapan sampai nanti lalu aku membalasnya dengan senyuman.
            Setelah kereta berangkat Calysta melambaikan tangan kediriku dan aku membalasnya dengan lambaian.
Semakin jauh kereta, lambaian Calystapun semakin tidak terlihat- tidak, mungkin dia sudah berhenti melambai, sehingga aku memberhentikan lambaianku.
Pulang saja deh…
            Setelah mengantar Calysta sampai stasiun aku berniat untuk membeli Game, Toko game itu buka 24Jam jadi aku bisa kesana kapanpun, tapi aku mengingat stok makananku sedang tipis begitu pula uang disakuku.
            Wwwuuahh…aku ngantuk sekali, angin yang berhembus ini membuatku sedikit mengantuk, Yah lebih baik juga aku tidur sekarang besok pagi aku harus kepasar membeli makanan.
            Sesampainya dirumah aku membuka pintu dan berdoa semoga ada sedikit makanan dikulkas.
Aku hanya melihat 2 telur didalam kulkasku. Daging? Tidak ada yah. Tidak apa deh, yang terpenting aku tidak kelapan dimalam hari.
            Melihat tempat nasi yang didalamnya lumayan banyak. tapi Aku tidak memikirkan nasi, aku punya banyak persedian nasi dirumahku.
            Aku berjalan kedapur dan menyalakan kompor untuk memasak telur. ‘Treek’ tanda kompor sudah menyala lalu aku berlajan keruang tamu untuk membuka jendela, aku sudah merencanakannya sejak aku pergi kestasiun. Aku tidak tau angin malam se-sejuk ini rasanya.
            Disetiap malam aku selalu saja menonton tv daan kadang aku begadang untuuk internetan tapi aku pula tidak tau tujuanku untuk internetan.
   “oh...awannya mendung ya?” kata seseorang yang berada disamping rumahku yang sedang berbicara dengan temannya , kau tau apa emng tentang awan? Jangan sok tau deh. “aku pikir besok hujan..”
“Eh!?...benarkah?”tanya teman yang satunya. “menurutku besok hanya gerimis saja”.
  Ehh??...ada apa ini?? Kalian sedang beradu pengalaman tentang awan?. Ok, kalau begitu aku ikut dengan kelaian, aku akan memilih kalau besok hanya mendung dengan awan hitam tebal.
            Aku juga tidak yakin tentang ini, ini hanya gurauan kusaja. Tapi aku berdoa semoga saja besok hanya hujan kecil, soalnya aku harus membeli makanan dimarket, dan lusanya aku bisa beralasan kalau aku sakit karna hujan. Hehehe...alasan sempurna.
            Setelah melihat mereka berdua sedang bercakap-cakap ke-hal yang aneh, aku melihat keatas awan yang memang sedikit hitam yang bertanda besok akan hujan. Setelah beberapa detik aku melamun lalu mengingat sedang memasak telur.
“Ahh...sial..” kataku sambil berbalik badan dan menghampiri dapur lalu aku melihat penggorengan yang sudah memdidih oleh minyak.
“syukurlah minyaknya tidak gosong” kataku sambil menghela nafas.
            Setelah selesai aku memasak aku dengan lahap memakan telur yang kubuat lalu aku menyuci piring dan aku menyalakan komputerku untuk berinternetan. Sebenarnya aku ngantuk sih, tapi tidak baik kalau setelah makan langusung tidur.
            Berjam-jam aku berselancar internet tanpa tujuan, akupun lupa waktu dan aku sudah sangat ngantuk.
“Hhhuuaawww...”tidur saja deh.
            Setelah mematikan komputer aku beranjak keruang tamu untuk menutup jendela yang tadi belum sempat aku tutup, lalu beranjak keruang tidurku. Menghempaskan diriku kekasur. Beberapa menit aku menutup mata dan langsung terlelap tidur.
            Tiba-tiba saja aku terbangun dan mengingat sesuatu bahwa aku harus memasang alarm untuk bisa bangun pagi. Setelah selesai aku pasang alarm jam 07:45 aku melanjutkan tidurku.
....
...
..

*Krringgg*
*Krrringgg*
“Uh...”
            Rasa kantuk ini masih menyelimutiku, ingin sekali melanjutkan tidurku yang masih bermimpi hitam-putih itu.
            Beberapa menit aku duduk ditempat tidur, yang entah jiwaku masih setengah tidur ini. Kupaksakan diriku berdiri untuk melangkah kekamar mandi.
Apakah cuci muka saja cukup? Pikirku begitu untuk menghilangkan rasa kantuk ini.
            Terlihat jelas pemandangan dipagi hari yang sedikit mendung dan aku sedikit menyeringai dari balik jendela bahwa taruhanku benar diantara orang yang beradu pengalaman ssemalam.
            Aku menaruh dompetku yang tipis disaku belakang, lalu pergi kemarket membeli beberapa makanan lalu pulang lagi kerumah. Hanya itu jadwalku hari ini, selebihnya mungkin aku akan internet­-an seharian atau malas-malasan.
            Sudah pagi aku merasa banyak sekali orang-orang sedang terburu-buru pergi bekerja, atau hanya perasaanku saja yang  lebih malas daripada mereka?.
            Menyusuri jalan setapak yang dilalui oleh orang-orang sedang tergesa-gesa aku berfikir untuk apa aku selalu hidup diantara sarang ini?, aku juga memikirkan orang sekitar untuk apa mereka selalu terburu-buru saat bekerja?, apa mereka hanya ingin mendapatkan jabatan tinggi lalu diberi gaji lebih tinggi dari sebelumnya?, lalu setelah mereka berhasil mendapatkan itu semua dengan bahagia mereka bisa tinggal di spatium?.apa mereka tidak berfikir semua itu hanya sia-sia bahwa semua orang dibumi ini ataupun dispatium akan mati?
            Atau hanya aku yang tidak tau cara berfikir orang dewasa? Tapi, apakah menjadi orang dewasa akan berkahir seperti “Mereka”?. Aku akan terus menyangkal pemikiran ini.
            Kusudahi pikiraku tentang hal tadi dengan melihat-lihat jejeran rumah dengan hiasan bungan didepan jendela, pemandangan seperti ini sudah biasa aku lihat,
            Dari kejauah aku bisa melihat setasiun lalu kupercepat irama langkah kakiku, walaupun begitu aku sangat susah berjalan dengan banyak sekali oarang-orang disekitar sini.
            Penuh sesak oleh orang-orang yang sedang menunggu kereta datang dan ada beberapa orang mengatre untuk membeli tiket.
            Aku mengatre pada barisan yang tidak terlalu panjang, dengan begini aku merasa lebih tenang untuk mendapatkan kereta, karna disini kereta hanya satu jalur saja.
            Beberapa menit aku menunggu kereta datang suara derungan mesin yang terngiang-ngiang dikupingku, pandangan semua orang langsung tertuju kaerah kereta itu datang, bagiku aku harus siaga 1 karna kereta disini hanya ada satu. Begitu juga dengan orang-orang sekitar.
             Pintu kereta terbuka dan separuh orang didalam kereta keluar. Saat aku memasuki kereta seketika aku tersentak diam melihat cewek berambut hitam dengan topi bundar putih memakai kaus berkerah berwarna hitam dengan rok pendek merah berpaduan salib hitam, yang sedang keluar dengan pandangan polos kedepan.
            Wajah yang familiar saat di flint, tapi kenapa ia berada disni? Aku terus terdiam tanpa sadar kau menghalangi orang keluar dari kereta, lalu sedikit bergeser, lalu aku melihat lagi sesosok cewek itu dan aku sudah kehilangannya. –dia adalah perempuan yang kusuka diflint.
            Pintu kereta perlahan menutup, aku menyadari telah melamun sedikit lama karna aku berfikir yang kulihat adalah dia.
            Untuk apa dia kesini? Itulah pertanyaan yang terus melayang-layang dalam kepalaku. Aku tau ia tinggal dimana, tapi bukan tinggal disekitar daerahku.
            Atau ia bekerja didaerah sini? Walaupun aku yakin ia tidak mengenalku, entah kenapa aku sangat peduli dengan dia. Sepertinya aku harus tau namanya.
 
            Lamunanku menyadariku aku sudah sampai pada stasiun berikutnya. Tempat aku ingin berbelanja sedikit makanan.
            Aku hanya berjalan lurus untuk kemarket dari stasiun, walaupun begitu sangat jauh. Terkadang aku berhenti sebentar untuk membeli minum dimesin otomatis terdekat. Lalu melanjutkan jalanku.
            Berbeda dengan daerahku, jalan setapak yang biasa dilewati orang-orang disini lebih sepi, mungkin karna semua sudah masuk kantor kerja, atau sudah ditempat kuliahan terlebih dahulu.
            Hembusan angin menyapu diriku yang sedang memakai jaket tetap terasa menyentuh daging membuatku menggigil seketika. Seharusnya aku membeli kopi panas, itulah yang ada benak penyesalanku karna membeli jus kalengan.
            Kulihat awan yang begitu hitam pekat den sedikitnya gemuruh petir, membuatku berjalan lebih cepat.
            Sesampainya dimarket, sudah terlihat genangan air dari jalan yang lembab, sangat susah berjalan apalagi aku harus mencari-cari daging yang murah dan menawar dengan harga lebih murah.
            Selagi aku mempunyai kemampuan itu, aku sangat percaya diri untuk berinterkasi tehadap penjual.
            Aku sudah tau kalau akhir-akhir ini daging harganya melunjak naik. Beberapa hari lalu juga aku berlatih mengasah kemampuanku untuk tawar menawar...ahahah. beberapa menit aku membeli makanan dari satu stand kestand yang lain.
            Aku hanya membawa satu kantung plastik yang isinya dua daging, dua ikan dan dua pak telur. Yah itu cukup untuk sampai pada hari gajianku.
            Sepertinya aku terlalu cepat berbelanja. Itu  yang kupikirkan setelah melihat jam ditangan kiriku menunjukan pukul 9:15 pagi. Yah lebih baik aku harus pulang sekarang.
            Mengingat awan sudah sangat hitam tebal aku bergegas kestasiun sambil menunggu kereta, kemungkinan kereta tercepat datang pukul 9:45.
            Rintikan hujan mulai terdengar oleh kupingku. Dengan perasaan tak menentu sembari menungu kereta datang aku memikirkan bagaimana nanti pulang kerumah dengan belanjaan yang kupegang.
            Tak lama rintikan hujan tiba,  kereta yang kutunggu datang. Aku begegas masuk kedalamnya. Lalu duduk dibangku dekat pintu masuk, tidak penuh sesak didalam kereta ini. Membuatku sedikit nyaman.
            Beberapa menit kereta ini melaju. Dengan seketika berhenti ditengah-tengah hutan. Diluar jendela, aku melihat jejeran beberapa pohon tinggi, dan terlihat jelas matahari sedang bersembunyi dibalik awan yang hitam tebal.
Kami mohon maaf kepada para penunmpang, bahwa dikereta ini ada bebberapa masalah.
            Suara masinis yang terdengar jelas disetiap gerbong, ditambah suara-suara keluhan para penumpang lain, membuat gaduh seisi gerbong. Tetapi aku tetap diam dan melihat keluar dari arah jendela.
            Pepohonan tinggi dan lebat seolah ingin mengubur kami hidup-hidup disaat kami lengah. Jejeran pohon aku melihat orangutan yang masih bergelantungan kesana-kemari. Kupikir tidak ada lagi hewan liar yang tinggal dalam sangkar ini.
            Aku percaya suatu saat nanti sangkar ini akan hancur. Entah dengan cara apa, bahwa kami para manusia tidak bisa tinggal didalam sangkar selamanya. Menurutku, hanya orang tolol saja yang percaya bahwa kita bisa hidup aman.
            Pada akhirnya uanglah yang bisa membebaskan kita dari sangkar ini. Tapi apa gunangya usaha kita selama ini yang nantinya akan mati dimakan usia.
            Kita-, bahkan, orang-orang yang berada di-Spatium belum tau pasti monster-monster mengerikan apa yang berada diluar sangkar ini. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa orang-orang didalam sangkar ini dijadikan bahan percobaan oleh profesor yang berada di spatium.
            Hanya uanglah yang bisa menentukan kita hidup nyaman, itulah hukum didalam dunia ini, untuk sekarang. Dari dahulu aku tidak berniat untuk tinggal distasiun luar bumi.
            Lebih baik aku berusaha membangun peradaban kembali tanpa adanya pemisah antara orang miskin dan orang kaya. Tapi...itu mustahil bagiku yang hanya orang biasa saja, tidak spesial.
            Kereta berjalan kembali setelah beberapa saat aku memikirkan hal-hal seperti tadi. Terkadang lamunanku menjadi khayalan yang begitu tinggi.

            Aku tersadar dan melihat keluar jendela bahwa rintikan hujan sudah berhenti digantikannya cahaya matahari dari balik awan putih menyelimuti sarang besar ini. Derungan mesin kereta bercampur dengan suasana yang terjadi diluar jendela.
            Perlahan kereta yang kutaiki berhenti, berhenti tepat didepan stasiun, sesaat pintu terbuka aku memikirkan perempuan yang kusuka berada disini atau tidak. Dengan jalan perlahan keluar pintu aku memandang sekitar dan tidak tampak- perempuan memakai kaos berkerah berwarna hitam serta rok pendek menjulai sampai betis.
            Daripada memikirkan hal itu, aku bisa dianggap penguntit. lebih baik aku pulang saja. Aku melihat jalan setapak yang penuh dengan genangan air. Aku jalan dengan tergesa-gesa, tidak sedikit orang sekitar yang sedang meneduh dihalaman orang lain, dan ada yang sedang bersiap-siap untuk pergi.
            Sesampainya diruamh aku dengan cekatan membuka isi plastik itu dan meletakkan makananku dikulkas. Aku sedikit bersyukur karna telur yang kubeli tidak ada yang pecah saat aku berlarian tadi. Setidaknya aku bisa hidup mandiri sampai sekarang karna usahaku ini.
            Seketika aku memeriksa isi dompetku, yang tersisa hanyalah dua lembar uang yang tidak terlalu besar nilainya dan beberapa receh.
            aku memutuskan duduk disofa yang menghadap langsung TV, aku menyalakan dan berpindah-pindah chenel, menurutku tidak ada yang seru saat ini, nonton berita saja deh.
            Aku teringat ketika aku menonton berita bahwa kapan Axcel, yang dapat membawa kita kestasiun luar angkasa diberangkatkan besok sore. Tentu saja hanya orang yang mempunyai uang banyak untuk tinggal disana. Berita seperti ini sudah sangat banyak diterbitkan. Terlebih banyak isu tentang keberangkatan kestasiun luar angkasa dengan cara haram, walaupun cara haram ini berhasil aku tidak akan pergi kesana. Mungkin sudah takdirku tinggal disini...ahahah..
            Betapa inginnya orang lain ingin ketempat seperti itu, bahkan ada beberapa orangtua rela menjual anaknya yang masih balita untuk hidup mewah disana. Tapi, beginilah kehidupan tahun sekarang, orang mulai tidak peduli dengan sesama. Atau itu Cuma pemikiranku saja yang berbeda dengan yang lain?  Bagaimana dengan Kano? Apa dia juga ingin bebas dari kemalangan ini?, bagaimana Callysta? Yang mempunyai tubuh sempurna, apa dia peduli dengan sesama? Dan bagaimana dengan perempuan yang kusuka? Pakah dia juga berfikir untuk tinggal di­Spatium?
            Atau Cuma hanya aku yang berpikir seperti ini? Apakah aku masih belum mengerti tentang apa itu hidup?. Pertanyaa-pertanyaan seperti itu terus melayang dikepalaku, lalu bagaimana dengan angela ataupun dengan Ballen? Apa mereka berpikir sama sepertiku? Sepertinya tidak, mengingat sifat dari mereka berdua. Mungkin bagi Ballen kesenanganlah yang dapat digantikan oleh kepedihan, artinya, dia tidak mau ada kepedihan didalam dirinya bagaimanapun caranya ia harus menyenangkan diri sendiri. Tapi bagaimana dengan Angela? Mungkin bagi dia menyiksa seseorang lebih menyenangkan...ahahhaah...
            Bagaimana jika suatu saat salah satu dinding dalam sangkar ini hancur, apa yang teman-temanku pertama kali lakukan? Menyelamatkan seorang diri atau menyelamatkan orang-orang sekitar?  Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Apakah diselamatkan oleh teman-temanku atau aku menyelamatkan diri sendiri?.
            Betapa bodohnya aku kemarin memikirkan untuk menyelamatkan perempuan yang kusuka saat terjadinya kehancuran sangkar, sangat mungkin aku berdiam diri didepan rumahku dan melihat Anomali memakan tubuhku bulat-bulat.
            Seperti dalam hukum dunia ini bahwa imajinasi dan realita tidak bisa bersatu dalam waktu dekat. Aku pernah berpikir kenapa aku hanya bisa menjadi aku seorang dan tidak bisa menjadi orang lain. Sampai sekarang aku belum mendapatkan jawaban yang pasti, memikirkan itu dalam-dalam semakin membuatku pusing, tapi jika aku tau jawabannya, mungkin aku bisa tau cara berpikir orang dewasa.mungkin aku juga akan tau keegoisan orang dewasa seperti apa. Tapi jika aku telah mengetahui itu semua apa aku akan berpikir seperti Mereka? Mungkin selebihnya tergantung diriku.
            Aku mematikan Tv setelah bosan melihat acara yang tidak jelas menurutku, aku beranjak dari sofa yang kududuki lalu menghampiri ruang tidurku.
            Aku mengambil buku yang seringkubaca dari meja komputerku, lalu aku duduk dikasur dan membuka halaman pertama pada buku itu.
            Buku yang mengisahkan seorang anak raja sedang berusaha keluar dari kastel kerajaannya dan pergi kehutan belantara yang diujung hutan itu berada sebuah kastel tua, ia percaya bahwa didalam kastle itu terdapat putri sangat cantik tetapi demi ingin melihat kebenaran didalam kastel itu ia harus berhadapan penjaga hutan belantara tersebut.
            Aku memang suka dengan fantasy yang diciptakan oleh orang-orang, daripada diciptakan olehku.
            Setelah beberapa jam aku bosan dengan buku ini, aku meletakannya disamping komputerku dan pergi untuk tidur, sepertinya sehabis tidur aku akan bermalas-malasan dirumah.
            Aku membuka sedikit jendela supaya aning masuk melewati ruanganku. Dengan begitu mungkin aku akan tidur nyenyak.







-Bukan uanglah yang dapat merubah hidup anda. Ada dua faktor yang dapat merubah hidup anda. Satu, berfikir secara logis, dan dua, tuhan yang anda percaya dapat merubah hidup anda.-
-Lisna Sachelia-

0 Comment "Chapter 01 : Anomali dan Apocalypthic"

Posting Komentar