Utopia Chronicles 2026
Ch 1 : Anomali dan Apocalipthic
Sinopsis :
tahun 2026 Dimana anomalia-anomalia jahat Bermunculan karna dampak dari perang nuklir di tahun 2020, Tidak hanya Anomalia saja yang muncul Apocalypthic juga ikut bermunculan. Pada tahun 2025 umat manusia telah selesai membuat Stasiun diluar angkasa Yang bernama “Spatium”. Setasiun itu dibuat agar manusia bisa hidup dengan aman .Tentu saja hanya orang orang kayalah yang bias tinggal disana. Sedangkan orang-orang Miskin hanya tinggal di Sarang besar yang dibuat oleh pemerintah dan anomalia-anomalia berada diluara sarang.
tahun 2026 Dimana anomalia-anomalia jahat Bermunculan karna dampak dari perang nuklir di tahun 2020, Tidak hanya Anomalia saja yang muncul Apocalypthic juga ikut bermunculan. Pada tahun 2025 umat manusia telah selesai membuat Stasiun diluar angkasa Yang bernama “Spatium”. Setasiun itu dibuat agar manusia bisa hidup dengan aman .Tentu saja hanya orang orang kayalah yang bias tinggal disana. Sedangkan orang-orang Miskin hanya tinggal di Sarang besar yang dibuat oleh pemerintah dan anomalia-anomalia berada diluara sarang.
Anomalia atau Apocalypthic adalah
binatang atau serangga yang berevolisi menjadi monster mengerikan yang siap
membunuh umat manusia kapan saja.
Awal
tahun 2026 aku mempersiapkan diriku untuk paruh kerja disuatu perusahan,
walaupun Perusahaannya tidak terlalu besar, tapi Gaji Disitu sudah lebih dari
cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hariku. Walaupun aku bekerja sering
terlambat, tapi kali ini aku datang sangat pagi, karna Dompetku sudah over
tipis. Oh ya aku belum memperkenalkan diriku, Namaku Julius Alzalius umurku 17
tahun sekarang aku berkuliah di “Flint”.
Aku Mengambil jurusan teknologi mesin.
Aku
juga memiliki seorang perempuan yang kusuka, aku tidak tau namanya tapi yang
kudengar dia memilih jurusan Perakitan teknologi, tidak jauh beda denganku.
Kali ini kita kesampingkan saja persoalan yang tadi, Sekarang aku malah
memikirkan
bagaimana Anomalia atau Apocalipthic itu menembus Gerbang dan memasuki
benteng? Tentu saja pemikiranku langsung menyelamatkan seorang yang kusuka, yah
aku sangat yakin kalau dia tidak mengenalku dan itu mustahil bagiku tapi,
menurutku itusangatlah keren, seperti
pahlawan yang tidak dikenal dan tiba-tiba dia jatuh cinta kepadaku.
Ahaha…aku memikirkannya terlalu berlebihan, kalian tau ini pertama
kalinya pikiranku dikompress oleh dia, mungkin kata itu berlebihan untuk
diucapkan dalam hati ahaha.
Sesampainya di tempat kerja aku mengganti pakaianku diruangan khusus
karyawan. Saat sudah terpasang semua tinggal mengancing paling bawah baju,
punggungku ditepuk tidak keras sih, tapi itu membuatku sepontan kaget. Lalu aku
menghadap kebelakan kuliahat hanyalah wajah bodoh temanku yang bernama Kazuhiko
kano, dia keturunan asli dari jepang, dan tinggal dia seorang diri dari
keturunannya.
Aku sering memanggilnya kano, yah menurutku orangnya sedikit
menyebalkan tapi dia selalu ceria dimanapun dan gampang bergaul, Sedangkan aku
hanyalah orang biasa dengan sifat tidak terlalu menonjol.
“Ada
apa?” Dengan wajah malas aku bertanya.
“bukan
hal yang terlalu pentingsih, Cuma penasaran saja, tidak seperti biasanya kau
datang pagi-pagi sekali?”
“Kau
tau, kau terlalu berlebihan menurutku…aku datang pagi karna aku sudah kehabisan
stok makananku dirumah, dan dompetku sekarang menipis, lagipula tinggal
beberapa hari lagi kita akan gajian, dan menerutku kalau aku sering telat
disaat hari menjelang gajian kemungkinan gajiku akan turun…Tapi setelah gajian
mungkin aku akan menelatkan diri lagi…ahahah” Jawabku.
“dasar…pemikiranmu
memang sangat pendek, dan sama sekali seperti sampah ahaha” Balas kano dengan
ketawa kecil.
“sudahlah
cepat kerja” kataku sambil berjalan cepat. “nanti kita tidak digaji oleh sibos
sialan itu…!!”
“kau
ini, kalau soal uang saja semangat sekali!! ahaha” kata kano.
“Itu
memang sifatku, tapi kalau disuruh memilih antara cewek dengan uang pastinya
aku memilih cewek” kataku sambil tersenyum menghadap kano.
“kukira
kau homo angkut” kata kano.
“Jangan
bodoh…Hanya belum mempunyai seorang pacar sampai sekarang kau menyimpulkan
seperti itu? Ahahaha… rasanya kebalik deh siapa yang pemikirannya paling pendek
hahaha” balasku dengan nada senang.
“sial,
pada akhirnya aku yang kena” kata kano sambil memetikan jari.
“Oh
ya, dimana Balen?” Kataku, sambil berhenti lalu membalikkan badan.
“oh
Balen, Dia pergi kesuatu BAR untuk minum-minum.” Jawabnya.
“dasar…apa
itu orang tidak ada kapoknya, padahal sebentar lagi gajian.” Kataku.
“ahahah…aku
juga tidak tau polapikirnya bagaimana.”
“Sudahlah
jangan pikirkan, kita kerja saja…Lihat sibos sialan itu datang.” Kataku sambil
membawa barang-barang kekardus besar.
Seperti biasa aku bekerja dibagian memindahkan barang-barang kekardus
besar, tapi tidak hanya itu saja, kadang memeriksa apakah barang-barang itu
layak pakai atau tidak. Sedangkan kano bekerja dibagian manajeman keuangan.
Andaikan
saja cewek yang kusuka bekerja disini mungkin aku tidak akan menelatkan diri
aku akan rajin bekerja disini. Walaupun tidak bekerja dibagin ini, aku akan
menyapa selamat pagi atau hei aku pernah bertemu denganmu di Flint
atau apalah.
Aku
dan kano sudah hampir 2 tahun bekerja disini. Aku juga mempunyai teman
perempuan bekerja dibidang ini, dia atasanku. Seringkali aku dimarahi olehnya
karna kebiasaan aku sering bersantai ditempat kerja.
Aku
memanggilnya Angela, kesannya seperti berlebihan tapi bagaimana lagi dia
bernama Angela. Tapi sekarang aku bersyukur dia tidak ada di tempat kerja.
Oh
ya kano malah berfikir gila kalau dia sangat suka padanya, waktu itu aku
menanyakan kepada kano kalau dia suka pada apanya, dan kano menjawab tidak tau. Pertama kali aku bertemu
dengan angela aku berfikir namanya saja sudah cantik seperti bidadari atau
dewi, pada kenyataannya dia mirip seperti Meduza dalam cerita mythology ahaha.
Teman-teman
kerjaku juga banyak sih, tapi yang paling dekat hanyalah mereka berdua saja.
…….
…….
……..
……..
Tttennggg~
ttteengg~
“Akhirnya”
kataku. “jam istirahat datang juga”
Saat aku sedang merapihkan pakaianku tiba tiba saja pundakku ditepuk,
saat aku membalikan badan dan ternyata adalah Angel.
Kukira
dia tidak masuk hari ini, sial pasti jam kerja kedua aku bisa dimarahi abis
abisan.
“Yo
Julius…”
“Y-Yo…tidak
biasanya kau menyapaku, ada apa?”
“Tidak,
terasa aneh ya?” tanyanya.
“sedikit,
jadi ada apa?” tanyaku sembari merapihkan baju.
“mau
makan bareng dikantin?”
“ya
boleh…” jawabku.
“kau
tidak kuliah hari ini?” tanyanya sambil berjalan santai kekanti bersamaku.
“kayaknya
tidak deh, aku lagi tidak mau bertemu dengan dosen yang seperti itu!”
“Bosan?”
“Ya,
bias dibilang seperti itu”
Ada apa dengan cewek yang satu ini, tidak biasanya dia mengajak
ngobrol seperti ini. Aku jadi sedikit penasaran.
“jadi
seperti apa dosen mu?” tanyanya.
“Hmm…sulit
dijelaskan sih, ngomong-ngomong jam kerja pertama kau kemana?”
“hhmmm
sulit di jelaskan. Hahaha”
Apa-apaan
sih perempuan ini.
“ahahaha…”
aku bingung harus jawab apa.
Sesampainya
dikantin aku dan angela mencari tempat duduk, setelah dapat tempat duduk kami
memesan makanan. Selagi kami menunggu makanan datang aku dan angel
bercakap-cakap.
Aku
juga baru tau angel pintar berbicara, sedangkan aku hanya menjawab dengan simpel.
Jangan salah paham ya, menjadi orang simpel itu susah, dan aku heran- aku bisa
menjadi orang simpel dengan mudah,, karna itu aku menyukai diriku…Hahahaha.
“oh ya, saat aku tidak ada kau bekerja dengan benerkan?” tanyanya
dengan ekspresi seperti seorang pembunuh bayaran. Dan sekarang malah seperti
pembunuh itu dibayar hanya untuk mengawasiku. Seraamm.
apa
dia bodoh atau aku yang mempunyai perasaan menakutkan seperti ini?, tentu saja
aku bisa berbohong toh dia tidak ada ditepat kerja, tapi entah kenapa bohong
itu percuma dengan adanya ekspresi seperti itu.
“Te-tentu
saja…aku bekerja keras” jawabku.
Lagi
pula gajian sebentar lagi, untuk apa aku malas. Ahahah…
“oh
bagus kalau begitu”
“Maaf
sudah membuat kalian menunggu, Ini pesanan kalian” tiba tiba saja seorang
pelayan dari kantin memberikan pesanan kami.
Saat
pelayan itu menaruh pesanan Angela, aku bertanya Tanya kepada diriku sendiri,
kenapa cewek ini memesan makanan seperti ini, yang ada di mangkuk hanyalah
sedikit nasi, sambal dengan sayuran. Tapi itu juga tidak habis.
Sedangkan aku hanya memesan secangkir kopi, aku mengingat dompetku
sedang krisis di ujung tombak.
Setelah selesai makan dia memulai perbincangan lagi.
“dimana
kano dan Balen?”
“kano
mungkin masih giat bekerja…kalau Balen pergi keBAR dari tadi pagi…”
“bocah
sialan itu tidak ada kapoknya…” katanya dengan senyum jahat, rasa ingin
menyiksa orang. “hahahah…saat dia kembali akan aku pastikan aku yang
menghajarnya”
Huuuwwaa…benar-benar ada apa dengan cewek satu ini…
“Bu-bukannya
kau berlebihan, menurutku kau seperti ibu-ibu yang sedang mengajarkan anaknya
ingin berbuat baik”
Ngomong
apa aku…kalu begitu aku juga anak dari ibu ini. Seram…
“ahahah
sudahlah…kau berlebihan…sudahlah kembali saja ketempat!”
“Ahh…iya,
ahahah” ada apa dengan wajahku dengan senyum terpaksa, Menjijikan.
Inilah
jam-jam eksekusiku oleh angel ditempat kerja. Aku akan pasrah dengan ini.
Tentu
saja tidaklah, akan aku pertahankan harga diriku selama jam eksekusi tersebut,
dan itu harus.
Bbbzzzttt
Bbbzzzttt
Oh
ada sms masuk, siapa dijam kerja ini? Orang luar?
[yo,
Julius…hhmm … kau pergi kuliah?]
Oh
ternyata Calysta. Dia satu jurusan denganku, dia mempunyai wajah cantik menurut
teman-temanku. Aku mengenal dia karna kami pernah satu kelas di SMA.
[Sepertinya
tidak, kenapa?]
[boleh
tidak aku main kerumahmu?, aku juga tidak kuliah]
[tapi
aku sedang paruh kerja]
[kalau
begitu setelah kau paruh kerja, kau telpon aku saja.]
[iya…tapi
ada apa sih?]
[sudah,
nanti kuberi tau]
[ok
deh]
Ada
apa dengan cewek ini, tidak biasanya dia bermain kerumahku. Ah, biarkanlah
tidak usah dipikirkan.
Ohh iya bel kerja belum terdengar ya? Sepertinya aku ingin bersantai
sebentar.
Ahh akhirnya ada tempat kosong, rasanya ingin main psp lalu tidur
disana.
“Huuuaawwaahh”.
Ngantuk
sekali tidur aja deh.
…
…
…
BBBUUUKKK
“Uhuk”
Sebuah
tinju mengarah keperutku dan sialnya pas dilambung. Ah sial, pasti angel.
“Hai
Julius” sapanya dengan wajah senyum. Tanpa ada dosa sedikitpun.
Ada
apa dengan cewek ini.
“Y-Yo…A-ada
apa?” sapaku kembali.
“Kau
boleh pulang, itu suruhan bos”
“Eh?!...kenapa?
padahal masih jam 10 siang?”
Ehh tunggu dulu kalau sudah jam 10berarti aku
tertidur selama 1jam?. Tapi biasanya aku pulang paaruh kerja jam-11siang. Ada
apa?
“Tidak
tau, sudah cepaat, kau mau pulang apa tidak?”
“O-ok,
aku ganti pakaian
Setelah
aku ganti pakaianku, aku pergi keluar tempat kerja lalu aku mengambil HP disaku
celana langsung ke kutelepon Calysta.
Tttuutttt
Tttuuutt-
[Ya,
kau sudah pulang paruh kerja?”
Wah
cepat sekali dia mengangkat panggilanku, apa dia memegang HP setiap saat demi
ada panggilanku?, ahh tidak jangan kepedean.
[iya,
aku sudah pulang, jadi bagaimana?]
[kau
jemput aku distasiun saja, soalnya aku tidak tau alamat rumahmu]
[ok]
Tttuuuttt
Tttuuuuttt
Setelah
kufikir-fikir baru pertama kali aku berudua dirumah bersama seorang cewek, aku
memang berteman sama dia dari SMA tapi belum pernah berduan dirumahku…
Ok
tenang…
Setelah sampai distasiun aku melihat-lihat
sekitar mencari Callysta.
Tidak
ada…sms aja deh…
[Kau
ada dimana?]
Kupikir
aku datang terlalu cepat…beli minum dulu deh…
Aaahh…itu
dia, ada mesin penjual otomatis…
Setelah aku membuka kaleng minuman aku mencari tempat duduk lalu
kuperiksa HP…
Tidak
ada balasan? Kemana dia? Semoga saja tidak terjadi apa-apa.
“Heeiii
Juliusss”
Aku
kenal suara ini Callysta?? Dari jauh kelihatan bukan dia…
Oh
memang benar dia…tapi kenapa dia memakai pakaian mewah??
“Yo,
Julius”
“Y-yo”
aku menyapanya kembali dengan pandangan sedikit terkejut.
“Ada
yang salah?”
“Salah
sih tidak, cuman…”
“Cuman?”
Tanya Callysta dengan nada penasaran
“…hanya
saja pakaianmu itu kenapa mewah sekali?, kau hanya main kerumahku saja kan?”
jujur saja saat dia memakain pakaian ini dia sangat cantik, sampai-sampai aku
dan orang disekitar terpaku melihat dia.
“Hhhmmm…memangnya
tidak boleh?”
“I-iya
boleh sih…Cum-”
“aahh
sudahlah…ayo cepat kerumahmu!!” ajaknya sambil menarik lengan bajuku.
“Ta-tapi
kau salah arah, arahnya kesana”kataku sambil menunjuk tangan kekanan.
“Eh…salah
ya? Hahaha”
Ada
apasih sama cewek ini…
Dalam
perjalanan, kami saling berbincang kesana kemari, jujur saja aku sedikit kaku
kalau berbicara empat mata dengan cewek manapun, kadang aku juga hanya membalas
dengan tertawa.
Sesampainya
dirumahku kuajak diamasuk.
“Ehh…”
Ehh kenapa? Aneh? Berantakan? Terus terang saja. Memang sih dirumah
aku malas bersih-bersih.
“…rapih
ya rumahmu”
Eehhhh…ada
apa sama cewek ini, seberapa berantakannya rumahmu?
“Y-ya
begitulah” jawabku.
Setelah Callysta duduk diruang tamu, aku menyiapkan sedikit cemilan
dan teh.
“jadi
ada apa kerumahku?” tanyaku.
“hhmmm…ngobrolin
itu nanti saja deeh, lagipula masih banyak waktu buat seharian ini…gimana kalau
kita bermain dulu, kau punya PS4
kan?”
“eeehh…a-aku
punya sih tapi tidak apa-apani kau pulang sore?”
Aku mulai berpikir kalau dia main kerumahku hanya ingin memainkan PS4 saja. Tapi biarlah daripada nanti
gajelas dirumah sendiri.
“tenang
saja.”
“yaudah
deh…aku siapkan dulu”
Selagi
aku menyiapkan PS4 aku mengingat
kalau terakhir aku bermain game Galge,
digame itu aku belum melanjutkannya, aku baru pertama kali memainkan game
sejenis itu, dulu-dulu aku hanya bermain Call
of Duty, Battlefield dan sejenisnya. Lagipula game ini dapat pinjaman dari
Balen, belum aku kembalikan…hahahaha…nanti saja deh.
“Ok,
sudah nih, silahkan kau pilih saja kaset gamenya diatas lemari itu”
“Eh,
kau tidak ikutan main?”
“disitu
hanya ada satu game multi, kau pilih saja salah satu, lagi pula aku sudah
bosan. Nanti aku bantu kalau kau kebingungan.”
Lagipula
game-gameku kebanyakan dapat dimainkan
satu player saja.
“kalau
begitu aku pilih ini deh” sambil menunjukan gamnya kepadaku.
Hhuwwaa
…langsung memilih game Horror
“tidak
apa nih sama game Horror seperti
ini?”
“semua
game Horror sama saja.” Jawabnya
dengan semangat.
Seberapa
semangatnya dirimu memainkan game ini? Awas saja kalau dia sampai teriak
ketakutan.
Berjam-jam
kami menyelesaikan Game satu ini, mungkin 2jam-tidak mungkin saja 3 jam. Bahkan
aku yang hanya memberikannya petunjuk tidak sadar berapa lama kami main. Tapi
aku kagum dia hanya beberapa kali kaget saja sedangkan aku hampir setiap kali
setan muncul aku loncat dari tempat duduk.
Permainan
kami selesai setelah kami memainnkan Game
Naruto. Itupun aku kahal 6:2. Entah seberapa hebat ini cewek.
Jarum
jam sudah menunjukan pukul 17:22. Tanpa sadar kami bermain game sangat lama.
“hei,
lihat jam deh” kataku.
“aahhh…sudah
jam segini??” kagetnya.
“Hei
callysta, tidak apa-apa kalau pulang sore?”
“tidak
apa-apa, menginap dirumahmu saja ya?”
Aku
mohon jangan.
“Ta-tapi
kenapa menginap?”
“Hahahaha…tidak
usah tegang begitu kok, aku bercanda…hahaha” balasnya sambil meledekku.
Oh
Syukurlah, tapi aku dibuat malu olehnya, mukaku sedikit memerah.
“Da-dasar...
kau ini”kataku sedikit gugup “Ja-jadi kau ingin pulang sekarang?” tanyaku.
“hhhmmm…nanti
malam aja deh, lagi pula aku belum memberi tahumu...” balasnya.
“Oh
tentang yang ingin kau bicarakan itu ya” kataku. “tapi kau tidak takut pulang
malam?” tanyaku kembali.
“takut
dengan siapa?” tanyanya.
“itu
lho, akhir-akhir ini kan banyak kasus pemerkosaan”
“kalau
begitu sebagai gantinya, kau antarkan aku sampai disetasiun saja” usulnya.
“kadang aku suka lupa jalan yang baru kukenal.”
“tidak
apa nih sampai setasiun saja?” tanyaku kembali.
“iya.”
Selagi
aku merapihkan PS4, Callysta sibuk
merapihkan cemilan dan teh yang kami minum tadi.
Setelah
semua selesai dirapihkan kami duduk diruang tamu, kami saling berhadapan.
Yang
tersisa dimeja hanyalah the yang kubuat lagi.
“Jadi,
kau mau ngobrolin tentang apa?” tanyaku sembari membuka perbincangan.
“oh,
Kau kan Gamer, kau tau tentang AI?”
“Ya,
tidak tau banyak juga sih” jawabku.
“Kalau
begitu, menurutmu Apa tiu AI?”
“menurutku
AI adalah Aktivitas program yang dianggap Intelligen
oleh manusia, biasanya AI dapat ditemukan dalam Game-game manapun, seperti game
yang kitamainkan tadi.” Jawabku. “tapi ada apa dengan AI?...ahh jangan-jangan
kau membuat AI?” tanyaku dengan sangat penasaran.
“kalau
membuat sih tidak, cuman…AI ini tiba-tiba masuk kedalam komputerku, pertama aku
tidak tau apa itu AI, jadi aku mencar di internet.”
“oh
begitu, tapi, AI yang masuk kedalam kumputermu itu berbentuk model?” Tanyaku.
“Iya.”
Jawabnya.
“Beruntung
sekali ya dirimu” pujaku.
“hahaha…tidak
juga sih, Tapi berkat AI itu aku bisa membenarkan Monitor Scaneku”
“Monitor Scane ?”tanyaku.
“Itu
lho, Alat yang bisa men-Scane Kondisi fisik dan mental kita.” Jawabnya “kupikir
Monitor Scane yang kugunakan sudah rusak, tapi ternyata hanya masalah ada Bug
didalam softwarenya saja”
“Memangnya
ada alat seperti itu?” tanyaku.
“Hei
bung, ini tahun 2026 tau, alat seperti itu pasti aada. Ya lagipula wajar saja
orang sepertimu tidak tau perkembangan teknologi, kaukan kurang
Update…Hahahaha” Hinanya,
Entah
kenapa diledeki seperti itu mukaku memerah, aku tau dia hanya bercanda, tapi…
“Ha-hahaha…”
tawaku yang sedikit malu.
“Tapi
kau tau, Monitor Scane tidak hanya
men-Scane kondisi fisik dan mental saja, Monitor ini memberi tau kita apa-apa
saja yang akan mengurangi tingkat stress.”
“aku
jarang update tentang begituan sih..hahaha” tawa kecilku sembari menggaruk
kepala belakang.
Pembicaraan
kami semakin lama, semakin jauh dari perbincangan awal dan aku juga semakin
terbiasa ngobrol dengan cewek seperti dia. Hari semakin malam bahkan kami
saking asiknya ngobrol kesana-kemari lupa waktu.
Semakin malam, angin yang berhembus melewati
jendela rumahku semakin terasa menyentuh tubuh kami, tapi rasanya angin ini
enak sekali untuk dirasakan. Dan teh yang aku buat sudah habis.
Kadang
beberapa kali Calysta memeriksa HPnya, aku tau dia sedang SMS-an, tapi aku tidak tau dengan siapa. Mungkin pacar? Apa dia
sudah punya?...hahaha tentu saja perempuan secantik dia pasti sudah punya. Tapi biarlah
bukan urusanku.
Setelah
beberapa menit dia membalas SMS, calysta
membuka percakapan baru. Selagi dia membalas SMS-nya aku hanya bersandar ketempat duduk sambil merasakan angin
masuk melewati jendela.
“Ah…sial,
sudah jam segini?” kata calysta tiba-tiba terkejut setelah melihat jam diHPnya
Aku
yang tadinya santai mendengarkan cerita dia, tiba-tiba saja badanku reflex
melihat jam dindingku.
“Oh
sial, sudah jam segini” kataku. “Kau mau tetap pulang?” tanyaku.
Jam
sudah pukul 20:12 malam.
“Iya,
maaf ya malah ng-repotin” katanya.
“santai
aja.” Kataku sambil merapihkan gelas teh yang kami minum.
Sesudah
semuanya rapih aku meninggalkan rumah dan mengantar calysta sampai stasiun.
Selama perjalanan kami juga tiada hentinya ngobrol kesana-kemari
Sesampainya
distasiun kami menunggu kreta datang.
“Julius,
kalau besok kau libur apa tidak?” Tanya calysta dengan pandangan tidak melihatku.
“Besok
aku libur, kenapa?” tanyaku.
“tidak
apa-apa” jawabnya, sekarang dia melihat wajahku.
“Oh.Besok
kau pergi kuliah?” tanyaku. Sembari melihat kereta dari kejauhan yang hampir
sampai distasiun.
“sepertinya
tidak deh, aku besok ingin berbelanja bersama temanku” jawabnya dengan sedikit
senyum.
Berbelanja?
Aku ingat tentang persedian makanan dikulkas sudah habis. Besok saja beli deh.
“oh
yasudah deh” kataku.
“Bagaimana
denganmu?” Tanya calysta.
“tidak,
aku sedang malas” jawabku.
Bunyi
decitan Kereta bertanda sedang berhenti tepat distasiun yang kami tunggu, pintu
kereta itu terbuka dan Calysta memasuki kereta. Sebelum dia memasuki kereta
Calysta memberi ucapan sampai nanti lalu aku membalasnya dengan senyuman.
Setelah
kereta berangkat Calysta melambaikan tangan kediriku dan aku membalasnya dengan
lambaian.
Semakin jauh kereta, lambaian Calystapun semakin tidak terlihat-
tidak, mungkin dia sudah berhenti melambai, sehingga aku memberhentikan
lambaianku.
Pulang
saja deh…
Setelah
mengantar Calysta sampai stasiun aku berniat untuk membeli Game, Toko game itu
buka 24Jam jadi aku bisa kesana kapanpun, tapi aku mengingat stok makananku
sedang tipis begitu pula uang disakuku.
Wwwuuahh…aku
ngantuk sekali, angin yang berhembus ini membuatku sedikit mengantuk, Yah lebih
baik juga aku tidur sekarang besok pagi aku harus kepasar membeli makanan.
Sesampainya
dirumah aku membuka pintu dan berdoa semoga ada sedikit makanan dikulkas.
Aku hanya melihat 2 telur didalam kulkasku. Daging? Tidak ada yah.
Tidak apa deh, yang terpenting aku tidak kelapan dimalam hari.
Melihat
tempat nasi yang didalamnya lumayan banyak. tapi Aku tidak memikirkan nasi, aku
punya banyak persedian nasi dirumahku.
Aku
berjalan kedapur dan menyalakan kompor untuk memasak telur. ‘Treek’ tanda
kompor sudah menyala lalu aku berlajan keruang tamu untuk membuka jendela, aku
sudah merencanakannya sejak aku pergi kestasiun. Aku tidak tau angin malam
se-sejuk ini rasanya.
Disetiap
malam aku selalu saja menonton tv daan kadang aku begadang untuuk internetan
tapi aku pula tidak tau tujuanku untuk internetan.
“oh...awannya mendung ya?” kata seseorang
yang berada disamping rumahku yang sedang berbicara dengan temannya , kau tau
apa emng tentang awan? Jangan sok tau deh. “aku pikir besok hujan..”
“Eh!?...benarkah?”tanya
teman yang satunya. “menurutku besok hanya gerimis saja”.
Ehh??...ada apa ini?? Kalian sedang beradu
pengalaman tentang awan?. Ok, kalau begitu aku ikut dengan kelaian, aku akan
memilih kalau besok hanya mendung dengan awan hitam tebal.
Aku
juga tidak yakin tentang ini, ini hanya gurauan kusaja. Tapi aku berdoa semoga
saja besok hanya hujan kecil, soalnya aku harus membeli makanan dimarket, dan
lusanya aku bisa beralasan kalau aku sakit karna hujan. Hehehe...alasan
sempurna.
Setelah
melihat mereka berdua sedang bercakap-cakap ke-hal yang aneh, aku melihat
keatas awan yang memang sedikit hitam yang bertanda besok akan hujan. Setelah
beberapa detik aku melamun lalu mengingat sedang memasak telur.
“Ahh...sial..”
kataku sambil berbalik badan dan menghampiri dapur lalu aku melihat
penggorengan yang sudah memdidih oleh minyak.
“syukurlah
minyaknya tidak gosong” kataku sambil menghela nafas.
Setelah
selesai aku memasak aku dengan lahap memakan telur yang kubuat lalu aku menyuci
piring dan aku menyalakan komputerku untuk berinternetan. Sebenarnya aku
ngantuk sih, tapi tidak baik kalau setelah makan langusung tidur.
Berjam-jam
aku berselancar internet tanpa tujuan, akupun lupa waktu dan aku sudah sangat
ngantuk.
“Hhhuuaawww...”tidur
saja deh.
Setelah
mematikan komputer aku beranjak keruang tamu untuk menutup jendela yang tadi
belum sempat aku tutup, lalu beranjak keruang tidurku. Menghempaskan diriku
kekasur. Beberapa menit aku menutup mata dan langsung terlelap tidur.
Tiba-tiba
saja aku terbangun dan mengingat sesuatu bahwa aku harus memasang alarm untuk
bisa bangun pagi. Setelah selesai aku pasang alarm jam 07:45 aku melanjutkan
tidurku.
....
...
..
*Krringgg*
*Krrringgg*
“Uh...”
Rasa
kantuk ini masih menyelimutiku, ingin sekali melanjutkan tidurku yang masih
bermimpi hitam-putih itu.
Beberapa
menit aku duduk ditempat tidur, yang entah jiwaku masih setengah tidur ini.
Kupaksakan diriku berdiri untuk melangkah kekamar mandi.
Apakah cuci muka saja cukup? Pikirku
begitu untuk menghilangkan rasa kantuk ini.
Terlihat jelas pemandangan dipagi
hari yang sedikit mendung dan aku sedikit menyeringai dari balik jendela bahwa
taruhanku benar diantara orang yang beradu pengalaman ssemalam.
Aku menaruh dompetku yang tipis
disaku belakang, lalu pergi kemarket
membeli beberapa makanan lalu pulang lagi kerumah. Hanya itu jadwalku hari ini,
selebihnya mungkin aku akan internet-an
seharian atau malas-malasan.
Sudah pagi aku merasa banyak sekali
orang-orang sedang terburu-buru pergi bekerja, atau hanya perasaanku saja
yang lebih malas daripada mereka?.
Menyusuri jalan setapak yang dilalui
oleh orang-orang sedang tergesa-gesa aku berfikir untuk apa aku selalu hidup
diantara sarang ini?, aku juga memikirkan orang sekitar untuk apa mereka selalu
terburu-buru saat bekerja?, apa mereka hanya ingin mendapatkan jabatan tinggi
lalu diberi gaji lebih tinggi dari sebelumnya?, lalu setelah mereka berhasil
mendapatkan itu semua dengan bahagia mereka bisa tinggal di spatium?.apa mereka tidak berfikir semua
itu hanya sia-sia bahwa semua orang dibumi ini ataupun dispatium akan
mati?
Atau hanya aku yang tidak tau cara
berfikir orang dewasa? Tapi, apakah menjadi orang dewasa akan berkahir seperti
“Mereka”?. Aku akan terus menyangkal pemikiran ini.
Kusudahi pikiraku tentang hal tadi
dengan melihat-lihat jejeran rumah dengan hiasan bungan didepan jendela,
pemandangan seperti ini sudah biasa aku lihat,
Dari kejauah aku bisa melihat
setasiun lalu kupercepat irama langkah kakiku, walaupun begitu aku sangat susah
berjalan dengan banyak sekali oarang-orang disekitar sini.
Penuh sesak oleh orang-orang yang
sedang menunggu kereta datang dan ada beberapa orang mengatre untuk membeli tiket.
Aku mengatre pada barisan yang tidak
terlalu panjang, dengan begini aku merasa lebih tenang untuk mendapatkan
kereta, karna disini kereta hanya satu jalur saja.
Beberapa menit aku menunggu kereta
datang suara derungan mesin yang terngiang-ngiang dikupingku, pandangan semua
orang langsung tertuju kaerah kereta itu datang, bagiku aku harus siaga 1 karna
kereta disini hanya ada satu. Begitu juga dengan orang-orang sekitar.
Pintu kereta terbuka dan separuh orang didalam
kereta keluar. Saat aku memasuki kereta seketika aku tersentak diam melihat
cewek berambut hitam dengan topi bundar putih memakai kaus berkerah berwarna
hitam dengan rok pendek merah berpaduan salib hitam, yang sedang keluar dengan
pandangan polos kedepan.
Wajah yang familiar saat di flint, tapi kenapa ia berada disni? Aku
terus terdiam tanpa sadar kau menghalangi orang keluar dari kereta, lalu
sedikit bergeser, lalu aku melihat lagi sesosok cewek itu dan aku sudah kehilangannya.
–dia adalah perempuan yang kusuka diflint.
Pintu kereta perlahan menutup, aku
menyadari telah melamun sedikit lama karna aku berfikir yang kulihat adalah
dia.
Untuk
apa dia kesini? Itulah pertanyaan yang terus melayang-layang dalam
kepalaku. Aku tau ia tinggal dimana, tapi bukan tinggal disekitar daerahku.
Atau ia bekerja didaerah sini?
Walaupun aku yakin ia tidak mengenalku, entah kenapa aku sangat peduli dengan
dia. Sepertinya aku harus tau namanya.
Lamunanku menyadariku aku sudah
sampai pada stasiun berikutnya. Tempat aku ingin berbelanja sedikit makanan.
Aku hanya berjalan lurus untuk kemarket dari stasiun, walaupun begitu
sangat jauh. Terkadang aku berhenti sebentar untuk membeli minum dimesin
otomatis terdekat. Lalu melanjutkan jalanku.
Berbeda dengan daerahku, jalan
setapak yang biasa dilewati orang-orang disini lebih sepi, mungkin karna semua
sudah masuk kantor kerja, atau sudah ditempat kuliahan terlebih dahulu.
Hembusan angin menyapu diriku yang
sedang memakai jaket tetap terasa menyentuh daging membuatku menggigil
seketika. Seharusnya aku membeli kopi panas, itulah yang ada benak penyesalanku
karna membeli jus kalengan.
Kulihat awan yang begitu hitam pekat
den sedikitnya gemuruh petir, membuatku berjalan lebih cepat.
Sesampainya dimarket, sudah terlihat genangan air dari jalan yang lembab, sangat
susah berjalan apalagi aku harus mencari-cari daging yang murah dan menawar
dengan harga lebih murah.
Selagi aku mempunyai kemampuan itu,
aku sangat percaya diri untuk berinterkasi tehadap penjual.
Aku sudah tau kalau akhir-akhir ini
daging harganya melunjak naik. Beberapa hari lalu juga aku berlatih mengasah
kemampuanku untuk tawar menawar...ahahah. beberapa menit aku membeli makanan
dari satu stand kestand yang lain.
Aku hanya membawa satu kantung
plastik yang isinya dua daging, dua ikan dan dua pak telur. Yah itu cukup untuk
sampai pada hari gajianku.
Sepertinya aku terlalu cepat
berbelanja. Itu yang kupikirkan setelah
melihat jam ditangan kiriku menunjukan pukul 9:15 pagi. Yah lebih baik aku
harus pulang sekarang.
Mengingat awan sudah sangat hitam
tebal aku bergegas kestasiun sambil menunggu kereta, kemungkinan kereta
tercepat datang pukul 9:45.
Rintikan hujan mulai terdengar oleh
kupingku. Dengan perasaan tak menentu sembari menungu kereta datang aku
memikirkan bagaimana nanti pulang kerumah dengan belanjaan yang kupegang.
Tak lama rintikan hujan tiba, kereta yang kutunggu datang. Aku begegas masuk
kedalamnya. Lalu duduk dibangku dekat pintu masuk, tidak penuh sesak didalam
kereta ini. Membuatku sedikit nyaman.
Beberapa menit kereta ini melaju.
Dengan seketika berhenti ditengah-tengah hutan. Diluar jendela, aku melihat
jejeran beberapa pohon tinggi, dan terlihat jelas matahari sedang bersembunyi
dibalik awan yang hitam tebal.
Kami mohon maaf kepada para penunmpang,
bahwa dikereta ini ada bebberapa masalah.
Suara
masinis yang terdengar jelas disetiap gerbong, ditambah suara-suara keluhan
para penumpang lain, membuat gaduh seisi gerbong. Tetapi aku tetap diam dan
melihat keluar dari arah jendela.
Pepohonan tinggi dan lebat seolah
ingin mengubur kami hidup-hidup disaat kami lengah. Jejeran pohon aku melihat
orangutan yang masih bergelantungan kesana-kemari. Kupikir tidak ada lagi hewan
liar yang tinggal dalam sangkar ini.
Aku percaya suatu saat nanti sangkar
ini akan hancur. Entah dengan cara apa, bahwa kami para manusia tidak bisa
tinggal didalam sangkar selamanya. Menurutku, hanya orang tolol saja yang
percaya bahwa kita bisa hidup aman.
Pada akhirnya uanglah yang bisa
membebaskan kita dari sangkar ini. Tapi apa gunangya usaha kita selama ini yang
nantinya akan mati dimakan usia.
Kita-, bahkan, orang-orang yang
berada di-Spatium belum tau pasti
monster-monster mengerikan apa yang berada diluar sangkar ini. Sulit bagiku
menerima kenyataan bahwa orang-orang didalam sangkar ini dijadikan bahan
percobaan oleh profesor yang berada di spatium.
Hanya uanglah yang bisa menentukan
kita hidup nyaman, itulah hukum didalam dunia ini, untuk sekarang. Dari dahulu
aku tidak berniat untuk tinggal distasiun luar bumi.
Lebih baik aku berusaha membangun
peradaban kembali tanpa adanya pemisah antara orang miskin dan orang kaya.
Tapi...itu mustahil bagiku yang hanya orang biasa saja, tidak spesial.
Kereta berjalan kembali setelah beberapa
saat aku memikirkan hal-hal seperti tadi. Terkadang lamunanku menjadi khayalan
yang begitu tinggi.
Aku tersadar dan melihat keluar
jendela bahwa rintikan hujan sudah berhenti digantikannya cahaya matahari dari
balik awan putih menyelimuti sarang besar ini. Derungan mesin kereta bercampur
dengan suasana yang terjadi diluar jendela.
Perlahan kereta yang kutaiki
berhenti, berhenti tepat didepan stasiun, sesaat pintu terbuka aku memikirkan
perempuan yang kusuka berada disini atau tidak. Dengan jalan perlahan keluar
pintu aku memandang sekitar dan tidak tampak- perempuan memakai kaos berkerah
berwarna hitam serta rok pendek menjulai sampai betis.
Daripada memikirkan hal itu, aku
bisa dianggap penguntit. lebih baik aku pulang saja. Aku melihat jalan setapak
yang penuh dengan genangan air. Aku jalan dengan tergesa-gesa, tidak sedikit
orang sekitar yang sedang meneduh dihalaman orang lain, dan ada yang sedang
bersiap-siap untuk pergi.
Sesampainya diruamh aku dengan
cekatan membuka isi plastik itu dan meletakkan makananku dikulkas. Aku sedikit
bersyukur karna telur yang kubeli tidak ada yang pecah saat aku berlarian tadi.
Setidaknya aku bisa hidup mandiri sampai sekarang karna usahaku ini.
Seketika aku memeriksa isi dompetku,
yang tersisa hanyalah dua lembar uang yang tidak terlalu besar nilainya dan
beberapa receh.
aku memutuskan duduk disofa yang
menghadap langsung TV, aku menyalakan dan berpindah-pindah chenel, menurutku
tidak ada yang seru saat ini, nonton berita saja deh.
Aku teringat ketika aku menonton
berita bahwa kapan Axcel, yang dapat
membawa kita kestasiun luar angkasa diberangkatkan besok sore. Tentu saja hanya
orang yang mempunyai uang banyak untuk tinggal disana. Berita seperti ini sudah
sangat banyak diterbitkan. Terlebih banyak isu tentang keberangkatan kestasiun
luar angkasa dengan cara haram, walaupun cara haram ini berhasil aku tidak akan
pergi kesana. Mungkin sudah takdirku tinggal disini...ahahah..
Betapa inginnya orang lain ingin
ketempat seperti itu, bahkan ada
beberapa orangtua rela menjual anaknya yang masih balita untuk hidup mewah
disana. Tapi, beginilah kehidupan tahun sekarang, orang mulai tidak peduli
dengan sesama. Atau itu Cuma pemikiranku saja yang berbeda dengan yang lain? Bagaimana dengan Kano? Apa dia juga ingin
bebas dari kemalangan ini?, bagaimana Callysta? Yang mempunyai tubuh sempurna,
apa dia peduli dengan sesama? Dan bagaimana dengan perempuan yang kusuka? Pakah
dia juga berfikir untuk tinggal diSpatium?
Atau Cuma hanya aku yang berpikir
seperti ini? Apakah aku masih belum mengerti tentang apa itu hidup?.
Pertanyaa-pertanyaan seperti itu terus melayang dikepalaku, lalu bagaimana
dengan angela ataupun dengan Ballen? Apa mereka berpikir sama sepertiku?
Sepertinya tidak, mengingat sifat dari mereka berdua. Mungkin bagi Ballen
kesenanganlah yang dapat digantikan oleh kepedihan, artinya, dia tidak mau ada
kepedihan didalam dirinya bagaimanapun caranya ia harus menyenangkan diri
sendiri. Tapi bagaimana dengan Angela? Mungkin bagi dia menyiksa seseorang
lebih menyenangkan...ahahhaah...
Bagaimana jika suatu saat salah satu
dinding dalam sangkar ini hancur, apa yang teman-temanku pertama kali lakukan?
Menyelamatkan seorang diri atau menyelamatkan orang-orang sekitar? Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Apakah
diselamatkan oleh teman-temanku atau aku menyelamatkan diri sendiri?.
Betapa bodohnya aku kemarin
memikirkan untuk menyelamatkan perempuan yang kusuka saat terjadinya kehancuran
sangkar, sangat mungkin aku berdiam diri didepan rumahku dan melihat Anomali
memakan tubuhku bulat-bulat.
Seperti dalam hukum dunia ini bahwa
imajinasi dan realita tidak bisa bersatu dalam waktu dekat. Aku pernah berpikir
kenapa aku hanya bisa menjadi aku seorang dan tidak bisa menjadi orang lain.
Sampai sekarang aku belum mendapatkan jawaban yang pasti, memikirkan itu
dalam-dalam semakin membuatku pusing, tapi jika aku tau jawabannya, mungkin aku
bisa tau cara berpikir orang dewasa.mungkin aku juga akan tau keegoisan orang
dewasa seperti apa. Tapi jika aku telah mengetahui itu semua apa aku akan
berpikir seperti Mereka? Mungkin
selebihnya tergantung diriku.
Aku mematikan Tv setelah bosan
melihat acara yang tidak jelas menurutku, aku beranjak dari sofa yang kududuki
lalu menghampiri ruang tidurku.
Aku mengambil buku yang seringkubaca
dari meja komputerku, lalu aku duduk dikasur dan membuka halaman pertama pada
buku itu.
Buku yang mengisahkan seorang anak
raja sedang berusaha keluar dari kastel kerajaannya dan pergi kehutan belantara
yang diujung hutan itu berada sebuah kastel tua, ia percaya bahwa didalam kastle itu terdapat putri sangat cantik
tetapi demi ingin melihat kebenaran didalam kastel itu ia harus berhadapan
penjaga hutan belantara tersebut.
Aku memang suka dengan fantasy yang
diciptakan oleh orang-orang, daripada diciptakan olehku.
Setelah beberapa jam aku bosan
dengan buku ini, aku meletakannya disamping komputerku dan pergi untuk tidur,
sepertinya sehabis tidur aku akan bermalas-malasan dirumah.
Aku membuka sedikit jendela supaya
aning masuk melewati ruanganku. Dengan begitu mungkin aku akan tidur nyenyak.
-Bukan
uanglah yang dapat merubah hidup anda. Ada dua faktor yang dapat merubah hidup
anda. Satu, berfikir secara logis, dan dua, tuhan yang anda percaya dapat
merubah hidup anda.-
-Lisna
Sachelia-
0 Comment "Chapter 01 : Anomali dan Apocalypthic"
Posting Komentar