Children Record 03 Part 3 (Makhluk Imut yang Tak Berdosa)

Children Record 03 Part 3

Rekaman Anak-Anak 03 Part 3
(Makhluk Imut yang Tak Berdosa)
edited by Anodha Sora
Last edit and Re-check by Kaori Hikari
Lagi pula, tidak mungkin Kano mempunyai kemampuan yang tidak diketahui oleh orang-orang yang tinggal bersamanya, dan aku juga tidak bisa membayangkan orang sebodoh dia melakukan hal seperti itu.

Pada akhirnya, kejadian itu paling cuma salah satu mimpi yang sering kulihat baru-baru ini. Memikirkan itu, beban yang kurasakan di hatiku lenyap dengan cepat.
“Se-seperti itulah dirinya, jadi.....biarpun dia mungkin terkadang menyebalkan dan tidak menyenangkan, dia itu sebenarnya orang baik. Aku senang jika kau tidak memikirkan dia sebagai orang jahat.....”
“Tunggu, bukan! Itu sama sekali bukan yang kumaksud. Aku hanya sangat lelah kemarin dan bermimpi buruk, cuma itu. Selain itu, dia bahkan menjaga adikku. Aku tidak bisa membencinya atau semacamnya.”
Setelah aku mengatakan itu, ekspresi Kido menjadi cerah, dan  dia sedikit tertawa bersamaan dia menjawab “Be-begitu yah. Baguslah kalau begitu.”
Gabungan dari apron, aroma telur dadar, dan senyumannya, membuat hatiku sesak. Untuk perawan sepertiku, kefeminimannya cukup untuk membuatku merasa melayang, seperti terbang.
Dia adalah salah satu yang harus kuperhitungkan.
“...Ya-yah, maaf sudah mengganggumu. Ngomong-ngomong, aku serahkan urusan sarapan kepadamu. Aku yang akan membersihkannya nanti.”
“yup, serahkan saja kepadaku. Memasak adalah keahlianku.”
Setelah mengatakan itu, Kido mulai memasak, dan serangan berturut-turut dari senyum kecil yang dipaparkan dari pundaknya, ikat kudanya, dan daya tariknya soal bisa memasak, sudah cukup menggugah diriku yang perawan elit. Entah bagaimana aku masih bisa bertahan.
Untuk sekarang, aku akan kembali ke sofa dan menunggu sarapan.
Yang benar saja, yang harus kulakukan hanyalah membicarakan tentang itu dan semua kekhawatiran yang kupendam didalam diriku sebagiannya telah lenyap, dan sekarang aku mulai merasa lapar.
Sebelum Kido selesai memasak sarapan, kupikir aku akan mengganggu Ene karena aku tidak punya kerjaan.
Saat aku mempertimbangkan hal itu, hal yang sebetulnya jarang kulakukan, aku tiba di sofa, dan melihat sesuatu yang berbulu putih, seperti seekor domba, berada disana.
Dia memegang HPku di satu tangannya, dan mati-matian mengetuk HPku dengan tangannya yang kosong.
“....Apa yang kau lakukan, Mary?”
Mary mendongak ke atas dan menghadap kediriku.
Kulit putih pucat dan baju putih yang kontras. Menggunakan piyama yang lembut, berenda halus, dia benar-benar terlihat seperti boneka.
Dan mungkin karena dia baru bangun, rambut putihnya yang lebat terlihat lebih tebal dari biasanya.
Antara dia sudah menganggapku temannya atau dia merendahkan diriku, Mary sepertinya tidak waspada lagi denganku. Kalau bisa, aku lebih suka berpikir bahwa alasannya adalah karena dia menganggapku sebagai temannya sekarang.
“Shintaro.....gadis biru itu tidak mau keluar.”
Sambil mengatakan itu, Mary mulai memencet-mencet HPku dengan leluasa lagi.
“Ene? Sini biar kulihat.”
Aku mengambil HPku kembali dari Mary, tetapi seberapapun aku menekan tombol dayanya, tidak ada reaksi.
“Ah.....kalau dipikir-pikir, aku belum mencharge HP sejak kemarin.”
Kalau dipikir lagi, HP ini terus bersamaku sepanjang hari karena keributan yang Ene buat. Dia pasti telah menggunakan semua energinya, anak yang malang.
Biarpun aku tidak membawa charger denganku, fakta kalau HPku telah dicharge penuh kemarin pasti karena ada seseorang disini yang mengisikan baterainya untukku.
Orang yang paling mungkin melakukan itu adalah Momo yang meminjam chargeran dari seseorang.
“A-apakah dia mati.....?”
Tanya Mary dengan ketakuan, tapi kupikir Ene tidak akan mati hanya karena kehabisan baterai.
Tidak, kurasa dia tidak akan mati hanya karena ini. Setelah dia dicharge, dia akan hidup kembali.”
“Dicharge?”
“Huh? Ah, maksudnya, ada konsep dimana jika tidak ada listrik di dalam benda ini, maka dia tidak bisa bergerak.”
Setelah aku menjelaskan, Mary menjawab “Dia memakan hal yang aneh~” dengan mata yang bersinar, penuh dengan kekaguman.
Oi, makhluk apa ini, kelihatan sangat murni dan tak berdosa. Tidak, aku tidak bisa. Bangunlah.
Menenangkan hati busukku yang mesum dengan semangat tak terkalahkan, aku dengan sempurna tidak menghiraukan kelakukan Mary dan bertanya kepadanya.
“Mary, apakah kau tau dimana tempat charger disimpan? Kido dan lainnya selalu mencharge HP mereka kan?”
“Um~ ....Ah, benda yang seperti benang itu?”
Mary berpikir sebentar dan lalu sepertinya mulai ingat. Yah, benang dan charger jelas bedanya, bukan dua benda yang sama, tapi paling tidak aku bisa menagkap maksudnya.
“Iya, benda itu. Bisakah kau membawakannya kepadaku?”
“Oke, aku mengerti!”
Usai mengatakan itu, Mary berdiri dan menuju lemari di belakang sofa dengan langkah ringan.
Lemari yang didatanginya terlihat seperti sesuatu yang berasal dari suatu buku tua. Berbagai keramik mencurigakan dan perhiasan-perhiasan antik memenuhinya. Siapa sih yang mempunyai hobi sampai membuatnya menjadi seperti itu?
Kalau dari kesan yang kudapat dari lemari itu, kurasa Kido adalah pelakunya, tapi bisa juga Kano yang menyukai hal seperti itu.
Ketika rak yang terlihat mencurigakan itu bergoyang dan nampak berbahaya, Mary mengacak-ngacak laci sambil bersenandung “Benang~ benang~”. Makhluk macam apa dia sampai berhasil membuatku ingin melindunginya dari segala bahaya?
Manis dan tak berdosa. Kata-kata itu sangat pantas untuk gadis ini.
Dibandingkan adikku yang tukang ribut, dia lebih terlihat seperti gadis yang seharusnya.

0 Comment "Children Record 03 Part 3 (Makhluk Imut yang Tak Berdosa)"

Posting Komentar