Children Record 03 Part 6 (Seratus Tahun?!)

Children Record 03 Part 6

Rekaman Anak-Anak 03 Part 6
(Seratus Tahun?!)
Mary benar-benar berhati-hati saat mengelupasi kulit ikan itu.

Karena dia mengulitinya dengan sangat serius, aku jadi malah memperhatikannya melakukan itu, kebingungan dengan apa yang sebenarnya dia lakukan. Saat akhirnya dia mengelupas kulit ikan itu dengan bersih, Mary dengan bangga mengambil kulit itu di sumpitnya dan menunjukkannya kepadaku.
“Shintaro, coba lihat! Ini jadi seperti kulit ular yang tadi.”
Karena ucapan Mary yang tiba-tiba, Kido, yang tadinya melahap nasinya, merintih penuh derita.
Dibandingkan dengan pengalaman buruk yang terjadi tadi, sesuatu seperti ini sih lumayan. Dan Mary juga sepertinya tidak bermaksud menakut-nakuti.
“He-hei, Mary. Kau tidak boleh melakukan hal-hal seperti itu saat sedang makan.....”
Aku tidak tau lagi apa yang harus kukatakan, tapi untuk sekarang, aku berusaha dengan lembut menganjurkannya menghentikan itu. Kido mengangguk dengan semangat, setuju dengan perkataanku.
“Uu~ Padahal aku sudah susah payah mengelupasinya dengan baik...”
Sambil mengatakan ini Mary mengembalikan kulit ikan salmonnya kembali ke piringnya, menurunkan sumpitnya, dan menundukkan kepalanya dengan sedih.
Kalau dipikir-pikir, reptil adalah sesuatu yang sepertinya akan membuat seseorang pingsan saat melihatnya, tapi gadis ini sepertinya cukup berani disekitar mereka.
Biarpun mungkin itu karena dia kekanak-kanakan, reptil bukanlah sesuatu yang umumnya disukai gadis-gadis......Ah, tapi Momo juga pernah bilang, “Bolehkah aku memelihara bunglon?”. Kalau begitu, hanya gadis normal saja yang tidak menyukai reptil.
“Sepertinya Mary tidak terlalu takut dengan hal-hal seperti itu, huh? Biarpun dia adalah perempuan.”
Kataku, dan Kido bergumam sambil mengaduk nattonya, “Yah, itu sudah pasti...” dan lalu melanjutkan dengan suara yang lebih nyaring.
“Sebelum dia tinggal disini, Mary hidup di dalam gunung sendirian. Sesuatu seperti ular bukanlah apa-apa baginya.”
Kido mengatakannya seperti hal itu bukanlah sesuatu yang terlalu aneh, tapi bagiku itu tidaklah normal.
“Mary tinggal di gunung sendirian!? Bagaimana bisa? Bagaimana dengan orang tuanya....”
Pada waktu aku mengatakan ini, pundak Mary bergetar, dan dia mengepalkan tangannya yang berada dipangkuannya.
Apakah itu adalah sesuatu yang harusnya tidak kupertanyakan? Aku merasa mulutku telah mengeluarkan sesuatu yang tidak berperasaan.
Baru saja aku ingin meminta maaf karena perasaan penyesalan yang muncul di dadaku, tapi kemudian, perlahan Mary mulai berbicara.
“Saat aku masih kecil, ayahku meninggal, dan sejak saat itu, tinggal aku dan ibuku saja. Tapi saat aku mengabaikan peringatan ibuku dan lalu pergi keluar, aku bertemu dengan orang-orang yang mengerikan, dan kupikir mereka membawa ibuku kesuatu tempat.”
“A-apa yang kau maksud dengan itu....?”
“Um, aku dan ibuku berbeda dengan ayahku. Kami mempunyai mata merah sejak lahir, dan dia mengatakan kami ini adalah Medusa yang biasanya muncul di buku cerita bergambar. Dia juga mengatakan kalau orang-orang diluar menakuti kami yang berbeda dari mereka. Karena itulah katanya, penyebab kenapa dia tidak memperbolehkanku keluar, tapi aku masih.....”
Cerita Mary membuat semua yang berada di dalam ruangan ini terdiam. Bahkan Konoha, yang tadinya melahap makanannya seperti hewan buas, berhenti untuk mendengarkan apa yang Mary katakan.
Apakah itu yang Kido maksud tentang Mary yang tinggal sendirian?
Setelah mendengarkan ceritanya, sepertinya keluarga Mary telah ditindas oleh orang-orang disekitar mereka.
Mungkin karea itulah mereka disebut ‘Medusa’.
Saat aku bertanya kepada Kido tentang itu, dia menjelaskan kalau kemampuan Mary bisa menghentikan pergerakan orang-orang yang membuat kontak mata dengannya untuk sementara.
Itu bukanlah suatu kemampuan yang dimiliki oleh manusia biasa, dan kalau masyarakat sampai mengetahui ini, aku bisa mengerti bagaimana mereka bisa menakutinya.
“Mary.... ini pertama kalinya kau benar-benar menceritakan hal ini, bukan?”
Yang mengatakan ini adalah Kido.
Sepertinya bukan aku saja yang terkejut mendengar cerita Mary.
“I-iya. Aku mempunyai banyak teman sekarang, jadi mungkin aku merasa lebih aman. Aku tidak lagi merasakan ketakutan untuk menceritakan ini.”
Kata Mary sambil tersenyum kecil.
Begitu toh. Kudengar Mary belum terlalu lama tinggal disini, tapi kalau dilihat bagaimana keadaannya, sepertinya dia tidak terlalu membicarakan tentang dirinya sampai sekarang.
“Aku mengerti. Ngomong-ngomong, ibumu itu, apakah tidak ada......laporan orang hilang untuknya? Sialan....”
Kata Kido, ekpresi marah muncul dari wajahnya. Dia pasti memikirkan sesuatu yang sama denganku.
Mary mengatakan kalau ibunya juga bermata merah, itu berarti dia juga pasti memiliki suatu kemampuan.
Fakta bahwa dia telah diculik saat Mary pergi keluar, dan fakta bahwa Mary berada disini sekarang, berarti dia telah dilindungi oleh orang-orang yang berasal dari luar. Dengan kata lain, masuk akal juka aku berpikir kalau dia telah menjadi pengganti untuk Mary.
Masalahnya adalah, kalau ibunya hanya dibunuh itu tidak apa-apa, tapi karena fakta dia telah dibawa pergi, bisa dipertimbangkan kalau orang-orang itu tidaklah bertindak karena untuk melindungi diri sendiri.
Hal yang tidak normal biasanya akan membuat orang-orang penasaran.
Mungkin ini adalah kecurigaan yang tidak adil, tapi ini bisa berarti ibu Mary telah dibawa oleh orang-orang berotak keji untuk mendapatkan suatu keuntungan.
Memikirkannya seperti itu membuat perasaan muak berputar-putar dari dalam perutku.
Keluarga Mary telah mencoba melindungi kebahagiaan mereka, dan telah hidup dengan hanya mereka berdua bersama.
Biarpun mereka harusnya ditolong pada situasi seperti ini, kebahagiaan mereka malah dirampas; ini tidak bisa dimaafkan.
“Bagaimana bisa mereka melakukan sesuatu sekejam itu....”
Perkataan yang kukatakan itu menjelaskan perasaanku pada saat ini.
Bagaimana pun aku memikirkannya, aku tidak bisa mengerti apa yang terjadi. Sebelum kemari, Mary telah tinggal seorang diri, tidak bisa bergantung pada siapa pun.
Perkataan yang sebelumnya Mary sebutkan saat berpikir tentang Ene “Sendirian itu sangat sepi.” Seberapa besar arti yang berada dibalik perkataan itu?
Perasaan yang tidak mempunyai tempat untuk pergi mengeratkan dadaku.
Biarpun aku mencoba berpikir bagaimana caranya aku bisa membantunya, aku hanya bisa merasa ditekan oleh ketidakberdayaanku.
“Apakah kau mengingat seperti apa orang-orang yang membawa ibumu? Sesuatu yang bisa membedakan mereka saja suda cukup.”
“.....aku tidak terlalu bisa mengingatnya. Itu sudah lama sekali, dan karena aku dipukuli sampai hampir pingsan, aku tidak terlalu bisa melihat wajah mereka. Dan saat aku sadar kembali, ibuku dan juga orang-orang itu telah menghilang....”
Mary mengatakan ini dengan wajah yang kesusahan dan penuh sesal. Jika dia telah dianiyaya, dan itu adalah sesuatu yang terjadi saat dia masih kecil, bisa dipahami bagaimana dia tidak terlalu mengingat rincian dari kejadian itu.
“Begitu yah....paling tidak, apakah kau mengingat berapa tahun yang lalu itu terjadi?”
“Umm....aku sudah menghitung sebanyak seratus musim panas telah berlalu, jadi mungkin seratus tahun yang lalu. Setelah itu aku lupa menghitungnya, jadi mungkin lebih banyak lagi....”
Mary menjawab sambil mengangguk-ngangguk setelah mengingat semua itu kembali.
Begitu toh, kalau itu terjadi seratus tahun yang lalu, tidak mengherankan kalau itu susah diingat. Seandainya saja itu terjadi hanya beberapa tahun yang lalu. Tunggu.......
.
.
.
SERATUS TAHUN!?”

0 Comment "Children Record 03 Part 6 (Seratus Tahun?!)"

Posting Komentar